JAKARTA, DanauToba.org ─ Panitia Ulos Fest 2019 dibubarkan oleh Pengurus BATAK CENTER pada Jumat (13/3/2020) di sudut rumah makan Batak, Cikini, Jakarta. “Meskipun kegiatan Ulos Fest 2019 telah berakhir dan panitia dibubarkan, tetapi BATAK CENTER akan terus mengawal ulos untuk diajukan ke UNESCO menjadi Warisan Dunia,” seru Jerry R. Sirait selaku Sekretaris Jenderal BATAK CENTER.
Pada kesempatan tersebut, Ketua Panitia Ulos Fest 2019 Jhohannes Marbun menyaripatikan Laporan Pertanggungjawaban Panitia kepada Dewan Pengurus Nasional (DPN) BATAK CENTER. “Panitia mengucapkan terimakasih atas dukungan dan partisipasi semua pihak. Terimakasih kepada DPN BATAK CENTER, Dewan Pembina, Dewan Pengawas, para donatur, dan para sponsor, sehingga penyelenggaraan Ulos Fest 2019 dapat berjalan dengan baik,” ujar Jhohannes yang biasa disapa Joe.
“Kegiatan ini adalah bagian dari partisipasi kita bersama dan kerja gotong-royong. Tanpa peran serta semua pihak, baik itu dari pihak kita maupun dari pihak di luar kita, seperti Museum Nasional, Kementerian terkait, Pemerintahan Daerah (Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten-kabupaten), dan masyarakat,” lanjut Joe.
Joe juga menegaskan bahwa BATAK CENTER akan terus memantau dan mengawal agar ulos dapat masuk dalam daftar Warisan Dunia yang diakui UNESCO. Hal ini menjadi penting bagi bangso (masyarakat) Batak pada khususnya, dan bangsa Indonesia pada umumnya. Dengan demikian ada jaminan bahwa ulos akan tetap lestari agar tetap hidup dalam budaya dan masyarakat Batak.
Ketua Umum BATAK CENTER, S. M. Tampubolon mengapresiasi kegiatan Ulos Fest 2019 yang dikomandoi Joe, sehingga bukan hanya mengangkat warisan leluhur Batak, tetapi juga mengangkat nama BATAK CENTER. BATAK CENTER bukan sekadar dikenal, tetapi juga diperhitungkan. Padahal BATAK CENTER baru setahun lebih berdiri sejak 18 Agustus 2018.
[Slideshow "ulos-fest-2019-dibubarkan" not found]Sementara itu, Maruap Siahaan sebagai Wakil Ketua Dewan Pembina BATAK CENTER mengatakan bahwa kegiatan Ulos Fest 2019 ini baru langkah awal (permulaan). Panitia memang cerdas mengemas Ulos Fest 2019 ini, sehingga menjadi awal kesuksesan untuk meraih kesuksesan berikutnya dalam kegiatan BATAK CENTER ke depan.
Turut pula angkat bicara, Ketua Dewan Pembina Bonar Simangunsong. Ia memberi masukan agar laporan pertanggungjawaban panitia dapat lebih disempurnakan lagi dan diberikan kepada lembaga pemerintahan, baik di pusat maupun di daerah, khususnya Sumatera Utara.
E. Liestriana br. Siahaan juga menambahkan apa yang disampaikan suaminya, Bonar Simangunsong, bahwa kegiatan Ulos Fest 2019 memiliki ciri khas tersendiri. Banyak kegiatan-kegiatan serupa berlabelkan ulos, tetapi tidak ada yang diperjuangkan. “BATAK CENTER sudah tepat mengadakan kegiatan Ulos Fest 2019 ini yang memperjuangkan agar ulos menjadi Warisan Dunia,” tandasnya.
Sambutan berikutnya, Bangarna Sianipar dari Intellectual Think Tank mengingatkan agar kita juga tidak melupakan para tokoh-tokoh nasional dari Batak, seperti T. B. Simatupang, A. H. Nasution, dan lain-lain. Meminjam istilah dari Soekarno, Jas Merah (Jangan sekali-kali melupakan sejarah). Selain kegiatan seperti Ulos Fest 2019 ini, BATAK CENTER diharapkan dapat mendorong generasi muda Batak agar tidak Jas Merah terhadap perjuangan orang-orang Batak bagi Indonesia.
Di akhir acara, S. M. Tampubolon (Ketua Umum) dan Jerry R. Sirait (Sekretaris Jenderal) mewakili BATAK CENTER menerima laporan pertanggungjawaban Panitia Ulos Fest 2019 yang diserahkan oleh Jhohannes Marbun (Ketua Panitia) dan didampingi Freddy Pandiangan (Sekretaris Panitia).
Pewarta: Boy Tonggor Siahaan