Danautoba.org – Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT), Universitas Kristen Indonesia (UKI) Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Prodi Ilmu Politik, dan Panitia Pengusulan Pahlawan Nasional Prof. Dr. Midian Sirait menyelenggarakan Seminar Nasional di Jakarta, Selasa (10/12/2024).
Seminar Nasional ini bertujuan untuk mengusulkan Alm. Prof. Dr. Midian Sirait asal Sumatera Utara menjadi Pahlawan Nasional kepada Pemerintah pada 2025. Tema Seminar Nasional ini adalah Perjuangan Prof. Dr. Midian Sirait dalam Pembangunan Kesehatan di Bidang Farmasi dan Obat di Indonesia sebagai Wujud Pemenuhan Hak Asasi Manusia.
Dalam bingkai tema tersebut, Panitia menghadirkan 7 orang narasumber (mereka merupakan akademisi dan pakar di bidang farmasi serta kolega Midian Sirait). Para narasumber tersebut antara lain: Dr. Lucia R. Andalucia Apt. M. Pharm., MARS, Dr. Apt. Sampurno, MBA, Prof. Dr. Daryono Hadi Tjahjono, M.Sc, Apt. Edy Pramono, Prof. Dr. Apt. Sukrasno, MS, Dr. Andaru Satnyoto, M.Si, FX Gian Tue Mali, M.Si. Sementara itu, Gaston Malindir, MPA, bertindak sebagai moderator.
Acara seminar ini dibuka dengan sambutan dari Brigadir Jenderal Polisi (Purn.) Timbul Manurung sebagai Wakil Ketua Panitia Pengusulan Pahlawan Nasional Prof. Dr. Midian Sirait. Dari pihak keluarga, sambutan disampaikan oleh Drs. Poltak Sirait. Sambutan berikutnya dari Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) Apt. Noffendri, S.Si, yang memperkuat aspek perjuangan Prof. Dr. Midian Sirait dalam bidang farmasi dan obat-obatan. Setelah itu sambutan Ketua Umum YPDT Drs. Maruap Siahaan, MBA, memberikan kesaksiannya bekerja sama dan berinteraksi langsung dengan Prof. Dr. Midian Sirait. Dari perwakilan Pemerintah Daerah Sumatera Utara, Kepala Dinas Sosial Dr. Asren Nasution menyampaikan sambutan yang mendukung pengusulan Prof. Dr. Midian Sirait sebagai Pahlawan Nasional. Terakhir dari Dekan FISIPOL UKI Dr. Verdinand Robertua Siahaan, M.Soc.Sc menyambut selamat datang kepada Panitia, para narasumber, tamu undangan, peserta seminar, dan mahasiswa Prodi Ilmu Politik FISIPOL UKI.
Timbul Manurung menyampaikan bahwa paparan dari ketujuh narasumber yang hadir dalam seminar ini menjadi landasan utama atas perjuangan Prof. Dr. Midian Sirait dalam Pembangunan Kesehatan di Bidang Farmasi dan Obat di Indonesia sebagai Wujud Pemenuhan Hak Asasi Manusia. Beliau juga menyatakan bahwa sebelum seminar ini, Panitia juga sudah menyelenggarakan Seminar Nasional yang bertujuan sama di Universitas Medan (Unimed), Medan, Sumatera Utara, Sabtu (29/10/2024). Dalam seminar tersebut hadir 5 narasumber menyampaikan paparannya tentang perjuangan dan jejak kepahlawanan Prof. Dr. Midian Sirait.
“Prof. Dr. Midian Sirait memiliki andil dalam perjuangan dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia, khususnya pada masa Agresi Militer I dan II hingga pasca masa Reformasi. Beliau memiliki andil dalam perjuangannya terutama di bidang farmasi. Pemikiran dan gagasannya di bidang farmasi mendatang banyak kebermanfaat bagi dunia farmasi dn obat-obatan di Indonesia,” ungkap Timbul Manurung.
Karena itu, pada Seminar Nasional yang kedua ini, “Panitia ingin memberi gambaran sejauh mana perjuangan Prof. Dr. Midian Sirait dalam bidang farmasi dan obat sebagai wujud pemenuhan Hak Asasi Manusia. Dalam hal ini, Prof. Dr. Midian Sirait telah meninggalkan legacy yang masih dirasakan manfaatnya bagi masyarakat Indonesia,” sambungnya.
Selain sebagai pakar di bidang farmasi dan obat, Midian Sirait juga berkecimpung aktif dalam dunia politik. Sejak kuliah di Institut Teknologi Bandung (ITB), belum aktif dalam organisasi Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) hingga beliau menjadi salah satu pendiri Partai Damai Kasih Bangsa (PDKB). Dalam urusan relogiositas, Midian Sirait pernah terlibat aktif dalam Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI sekarang PGI). Dalam bidang pendidikan, beliau turut membidani lembaga pendidikan bernama TP Arjuna di Porsea, kampung halamannya. Bahkan pada 1994 menjadi salah satu yang mengusulkan pembukaan Prodi Ilmu Politik di FISIPOL UKI, Jakarta. Terkait lingkungan hidup kawasan Danau Toba, beliau juga salah satu pendiri Yayasan Perhimpunan Pencinta Danau Toba (YPPDT sekarang YPDT) pada 1995.
Sambutan berikutnya dari pihak keluarga Prof. Dr. Midian Sirait, yaitu: Drs. Poltak Sirait. Menurut Poltak Sirait, bapaknya adalah orang aktif di organisasi sejak masa sekolah hingga bekerja sebagai apoteker, sehingga dia cukup banyak dikenal oang. Beliau dikenal aktif di bidang kemahasiswaan sampai urusan politik, sehingga ikut terlibat dalam gerakan pembaruan (reformasi) pasca runtuhnya Orde Baru.
“Pada Agustus 1978 Prof. Dr. Midian Sirait diangkat menjadi Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan (sekarang BPOM) dan mengelola apotek yang didirikannya di Bandung. Selain itu, Prof. Dr. Midian Sirait sangat memegang teguh prinsip dan etika sebagai pejabat negara. Ayah kami selalu menekankan disiplin tugas dan tanggung kepada kami yang mana hal itu diteladankan kepada kami. Oleh karena itu sosoknya bukan hanya sebagai ayah dan kakek bagi anak dan cucunya, tetapi juga sekaligus sahabat,” pungkasnya.
Ada juga sambutan dari Ketua Umum Pengurus Pusat Ikatan Apoteker Indonesia (PP IAI) Apt. Noffendri, S.Si. Menurut Noffendri, Prof. Dr. Midian Sirait pernah menjadi Ketua Umum DPP Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia yang berdiri pada 1955. Pada 2010 nama organisasi tersebut berubah menjadi Ikatan Apoteker Indonesia. “Peran Prof. Dr. Midian Sirait dalam organisasi ini begitu besar. Karena itu, kami dari PP IAI menyatakan sangat mendukung untuk pengusulan gelar Pahlawan Nasional dianugerahkan kepadanya. Ini menjadi kebanggaan kami,” ujar Noffendri.
Selanjutnya sambutan dari Ketua Umum YPDT Maruap Siahaan menegaskan bahwa Midian Sirait menjadi pembimbingnya dalam menyelesaikan skripsinya dari ITB. Ketua Umum YPDT dan Midian Sirait meneliti ekstrak andaliman sebagai obat. Hasil penelitian tersebut menjadi skripsinya.
Maruap ingat betul perkataan beliau bahwa ada filosofi kesehatan di balik obat-obatan yang berbasis alam, yaitu: Theos, Logos, dan Ethos. Ini artinya bahwa segala sesuatu yang kita buat haruslah dipersembahkan untuk kemuliaan Tuhan (Theos) melalui pengetahuan (Logos) yang kita dalami dan menyejahterakan manusia sebagai pertanggungjawaban etis (Ethos).
Selain sebagai muridnya Midian Sirait, Maruap juga dipercaya mengelola usaha farmasi yang dibangun Midian Sirait. Maruap turut juga bergabung dengan Yayasan Perhimpunan Pencinta Danau Toba (sekarang menjadi YPDT) di mana Midian Sirait turut membidani lahirnya organisasi ini bersama dengan tokoh-tokoh Batak dan non Batak lainya.
Salah satu perjuangan Prof. Dr. Midian Sirait dalam pelestarian lingkungan hidup, khususnya di kawasan Danau Toba, beliau sempat menentang hadirnya PT Indorayon Inti Utama yang merusak lingkungan dan pencemaran di kawasan Danau Toba. Hal tersebut ia sampaikan kepada Presiden B.J. Habibie pada 1999 dan Habibie memerintahkan agar PT Indorayon ditutup setelah Presiden menerima laporan hasil riset yang dipimpin Prof. Dr. Midian Sirait terhadap pencemaran lingkungan di kawasan Danau Toba.
Kata sambutan selanjutnya dari Kepala Dinas Sosial Provinsi Sumatera Utara Dr. Asren Nasution. Asren menyatakan: “Kegiatan ini sangat penting tidak saja secara akademik, tapi merupakan proses yang harus dilalui dalam pengusulan Prof. Dr. Midian Sirait sebagai calon Pahlawan Nasional asal Provinsi Sumatera Utara.”
Asren sendiri menjelaskan bahwa dirinya mencoba mencari tahu siapakah sosok Prof. Dr. Midian Sirait ini. Sejumlah informasi mengenai hidup dan perjuangan Prof. Dr. Midian Sirait, yang tersebar di berbagai referensi, data, dan fakta telah bercerita kepada kita bahwa beliau telah mendedikasikan hidupnya untuk bangsa dan kemanusiaan. Beliau telah menghibahkan dirinya untuk bangsa Indonesia. Asren menyebutkan bahwa ada lima dimensi perjuangan Prof. Dr. Midian Sirait, antara lain:
Pertama, Ghîrah menyejahterakan anak negeri, melalui kesehatan, sebagaimana terlihat pada kesungguhannya dalam pengembangan dan penguatan farmasi Indonesia.
Kedua, Penguatan spirit kebangsaan, sebagaimana yang diperankan dalam kiprahnya pada Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) dan Tentara Pelajar.
Ketiga, Cerdas dan peduli terhadap perjuangan bangsa, sebagaimana terlihat dalam kiprahnya membantu para pejuang Indonesia secara fisik dan intelektualitasnya.
Keempat, Keilmuan dan Pendidikan Demokratis, sebagaimana kiprah dan karakter beliau sebagai seorang akademisi. Pada dimensi ini, beliau melengkapi medan perjuangannya, tidak hanya sebatas fisik, namun merambah dunia pendidikan dan pengembangan Sumber Daya Manusia anak bangsa.
Kelima, Penegakan karakter dan integritas keindonesiaan, sebagaimana komitmen perjuangan beliau, mengutamakan kepentingan umum daripada golongan kelompok sebagai ciri khas seorang pejuang.
Jejak kepahlawan Prof. Dr. Midian Sirait sebagai pejuang terlihat selama perang kemerdekaan Republik Indonesia (1945-1950) di Tapanuli. Saat sebagai Kepala Staf Tentara Pelajar Batalion Arjuna di daerah Kabupaten Toba, Sumatera Utara, dia juga turut mempertahankan kedudukan Gubernur Militer Dr. Ferdinand Lumban Tobing sebagai utusan pemerintah pusat di kawasan Tapanuli. Beliau memberikan penerangan kepada penduduk untuk membantu prajurit-prajurit tentara pejuang kemerdekaan yang bergerilya, termasuk memberikan bantuan perlengkapan dan penampungan.
Prof. Dr. Midian Sirait juga merupakan Pelopor Pembangunan Farmasi di Indonesia. Jejak rekam dan legacy yang beliau tinggalkan antara lain:
Pertama, Agustus 1978 Midian Sirait dilantik menjadi Direktur Jenderal Pengawasan Obat dan Makanan Departemen Kesehatan. Midian Sirait membuat penetapan daftar obat esensial (setiap dua tahun diperbarui).
Kedua, dia membentuk industri obat esensial nasional (yang sekarang menjadi BUMN Indofarma) milik pemerintah, dengan bantuan pemerintah Italia.
Ketiga, beliau membentuk pusat pemeriksaan obat dan makanan yang diakui WHO dengan bantuan pemerintah Jepang.
Kempat, Midian Sirait mendirikan gudang-gudang farmasi di setiap ibukota kabupaten.
Kelima, dia melatih berbagai tenaga farmasi dalam rangka pengawasan obat dan makanan untuk dikirim ke beberapa negara yang sudah maju untuk memperoleh pendidikan.
Keenam, Prof. Dr. Midian Sirait merumuskan dan mengarahkan pelaksanaan CPOB (cara produksi obat yang baik), GMP (good manufacturing practices), sehingga produsen-produsen farmasi nasional dapat bersaing dengan industri obat multinasional.
Ketujuh, dia mengajukan peraturan pemerintah tentang profesionalisasi pengelolaan apotek, sehingga setiap apotek dikelola oleh seorang apoteker; ditetapkan melalui PP No. 25/1980. Dengan peraturan pemerintah itu terjadi penyebaran apotek-apotek di seluruh daerah dan distribusi apoteker ke seluruh daerah kabupaten sampai kota-kota kecamatan.
Dalam bidang Pendidikan, Prof. Dr. Midian Sirait juga mewarnai perjuangannya dengan mengembangkan demokratisasi Pendidikan, sebagaimana dirintis oleh Moh. Yamin.
Beliau merealisasikan konsep demokratisasi pendidikan tersebut melalui keterlibatannya dalam proses mengangkat organisasi PGRI, yang semula bersifat serikat menjadi organisasi profesi. Beliau juga mendirikan Yayasan TP Arjuna dan aktif menjadi anggota badan pimpinan harian yayasan pendidikan dan pembina Universitas Pancasila, mewujudkan pendidikan inklusif yang terjangkau oleh semua kalangan.
Di tengah dedikasinya untuk bangsa, Midian Sirait telah menorehkan teladan dalam penegakkan karakter bagi masyarakat Indonesia. Sebab, baginya penegakkan karakter itu sebagai sesuatu yang teramat penting. Apa pun tugas dan profesi yang dijalankan, baginya penegakkan karakter menjadi sesuatu yang niscaya.
Menutup sambutannya, Asren mengatakan: “Apa yang diperjuangkan Prof. Dr. Midian Sirait sangat relevan dengan apa yang sedang diperjuangkan pemerintah Indonesia saat ini di bawah kepemimpinan Presiden Prabowo Subianto, yang mengusung Asta Cita. Satu di antaranya adalah memperkuat pembangunan Sumber Daya Manusia, sains, teknologi, pendidikan, kesehatan, prestasi olahraga, kesetaraan gender serta penguatan peran perempuan, pemuda dan penyandang disabilitas. Relasi perjuangan Prof. Dr. Midian Sirait, cita-cita kebangsaan, kemanusiaan dan kerakyatan sebagai bagian dari karakter kejuangannya, sangat relevan dengan cita-cita luhur pemerintah kita saat ini, sehingga Prof. Dr. Midian Sirait menjadi teramat layak untuk diusulkan sebagai Pahlawan Nasional.”
Sambutan terakhir dari Dekan Fakultas FISIPOL UKI Dr. Verdinand Robertua Siahaan, M.Soc.Sc mengungkapkan bahwa Prodi Ilmu Politik FISIPOL UKI salah satunya digagas oleh Prof. Dr. Midian Sirait pada Oktober 1994. “Jadi sudah 30 tahun Prodi Ilmu Politik ini masih eksis,” tuturnya. Hal inilah yang mendorong Prof. Dr. Midian Sirait menjawab kegelisahannya agar melalui Prodi Ilmu Politik FISIPOL UKI ini banyak generasi muda Indonesia melek politik dan tidak berpolitik praktis.
Setelah selesai semua sambutan di atas, FISIPOL UKI dan YPDT menandatangani nota kesepahaman untuk mencari dukungan dalam mengusulkan Prof. Dr. Midian Sirait sebagai Pahlawan Nasional. Dekan FISIPOL UKI Dr. Verdinand Robertua Siahaan, M.Soc.Sc dan Ketua Umum YPDT Drs. Maruap Siahaan, MBA, menandatangani nota kesepahaman tersebut.
Berikut sekilas riwayat hidup singkat Prof. Dr. Midian Sirait:
Midian Sirait lahir di Lumban Sirait, Sumatera Utara, pada 12 November 1928. Wafat pada usia 83 tahun, Minggu, 9 Desember 2011 sekitar pukul 09:25 WIB di Rumah Sakit Pondok Indah, Jakarta.
Almarhum meninggalkan tiga anak, yaitu: Sondang Sirait (61), Poltak Sirait (60), dan Sinta Sirait (55), serta empat cucu.
Poltak Sirait mengatakan bahwa sebenarnya bapak dapat dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta. Namun amanat beliau sebelum meninggal menyatakan ingin dimakamkan di tanah kelahirannya di Porsea, Sumatera Utara. Pada Rabu, 12 Januari 2011, Prof. Dr. Midian Sirait beristirahat dalam keabadian bersama almarhumah istri tercintanya Dra. Ellen Kunze boru Situmorang.
Pada Jumat 13 Agustus 2010 Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menganugerahi Tanda Kehormatan RI Bintang Mahaputera Utama kepada Prof. Dr. Midian Sirait di Istana Merdeka. Tanda Kehormatan ini dianugerahkan kepada tokoh yang dianggap berjasa dalam meningkatkan kesejahteraan dan kemajuan bangsa.
Pewarta: Pdt. Tonggor Siahaan