BALIGE, DANAUTOBA.ORG — “Mari kita semua yang mengikuti Gerakan Cinta Danau Toba (GCDT) untuk peduli lingkungan dengan tidak lagi memakai kemasan plastik, seperti minuman berkemasan gelas plastik dan botol plastik, dan juga tidak lagi menggunakan tisu,” kata Boy Tonggor Siahaan (Panitia GCDT dari Jakarta). Siahaan menyampaikan himbauan ini ketika mengawali ibadah Minggu (27/12/2015) untuk acara Pembukaan GCDT di Kabupaten Toba Samosir (Tobasa), tepatnya di Dermaga Balige.
Kabupaten Tobasa adalah salah satu target untuk mengajak masyarakat mencintai Danau Toba sebagai milik mereka agar Danau Toba lestari dengan lingkungan yang bersih. Siahaan menyampaikan himbauan di atas karena tampaknya seluruh kawasan Danau Toba banyak ditemukan sampah plastik yang merusak lingkungan. Siahaan menghimbau agar kita mengganti pemakaian minuman berkemasan gelas plastik dan botol plastik dengan gelas biasa terbuat dari kaca atau kaleng. Begitu juga dengan hal serupa Siahaan menyarankan agar kita mengganti pemakaian tisu dengan sapu tangan, kain lap, serbet, atau handuk kecil. Jika kita mampu mengurangi pemakaian plastik dan tisu, maka kita sudah berkontribusi menyelematkan bumi dari pemanasan global. “Karena itu, kita harus memulainya dari diri-sendiri sejak sekarang,” demikian saran Siahaan.
Saat ini marilah kita semua untuk tidak menggunakan kemasan plastik dan meninggalkan pemakaian tisu agar lingkungan kita tidak tercemar, sehingga Danau Toba yang kita cintai ini akan terawat lingkungannya.
Gerakan Cinta Danau Toba adalah gerakan peduli lingkungan dengan mengajak partisipasi dan gotong-royong masyarakat dan semua elemen institusi untuk menyelemamatkan, membersihkan, dan menghijaukan Kawasan Danau Toba (save, clean, green Toba Lake). GCDT diinisiasi oleh Yayasan Pencinta Danau Toba sejak awal 2015. Kegiatan GCDT berlangsung di Kawasan Danau Toba dari 27-30 Desember 2015.