1. LATAR BELAKANG
Danau Toba merupakan kaldera yang terbentuk akibat letusan gunung api raksasa 74.000 tahun lalu dan menjadi terkuat di bumi dalam dua juta tahun terakhir. Danau Toba menyimpan segudang sejarah alam dunia dan menentukan rantai peradaban manusia. Bahkan, para peneliti arkeologi memiliki keyakinan bahwa danau ini pernah mengancam keberadaan spesies manusia.
Kehadiran masyarakat Batak yang telah sekian lama mendiami daerah ini dapat menjadi perhatian utama. Masyarakat berdinamika bersama kondisi alam yang adalah hasil letusan super-vulkanik Toba. Adaptasi kultural mereka dengan berjuta peristiwa sejarah di sekitar Danau Toba ini pada akhirnya membentuk peradaban yang dikenal dengan kebudayaan Batak, yang memiliki etos kerja yang kuat dan dinamis.
Pada saat ini dan ke depan, kita terus membangun kesadaran masyarakat di dalam maupun di luar Kawasan Danau Toba (KDT), bahwa menikmati alam Danau Toba sebagai karunia Tuhan Allah harus sejajar dan sejalan dengan tanggung jawab merawat, memelihara, dan melestarikan keindahan alam Danau Toba dan Kawasannya. Untuk itu, perlu dikelola secara baik agar memberikan dampak positif dan sebagai sumber penghidupan masyarakat “kini dan nanti”.
Namun demikian, kita menyadari pula bahwa akhir-akhir ini, terutama sejak 1990-an, kualitas lingkungan KDT mulai mengalami penurunan seiring dengan eksploitasi alam hutan, air danau, dan pertambahan penduduknya. Usaha pengelolaan KDT secara lestari memerlukan sinergi semua pihak, pemerintah, swasta, masyarakat setempat, daerah, nasional, dan internasional.
Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) atau Lake Toba Heritage Foundation berdiri pada 17 Agustus 1995. Sebelumnya yayasan ini bernama Yayasan Perhimpunan Pencinta Danau Toba (YPPDT) berfungsi menjembatani kebersamaan semua pihak yang peduli dan cinta terhadap KDT. YPDT didirikan oleh sejumlah tokoh, di antaranya Prof. Dr. Midian Sirait, Ir. Sarwono Kusumaatmaja, Jend. TNI (Purn.) M. Panggabean, Mayjen TNI (P) A.E. Manihuruk, Drs. Inget Sembiring, Mayjen TNI (P) Haposan Silalahi, Letjen TNI (P) Raja Inal Siregar, Dr. Ir. H. Akbar Tanjung, Drs. Christian Tumanggor, Brigjen TNI (P) Marjans Saragih, Sarman Damanik, S.H., Mayjen TNI (P) R.K. Sembiring Meliala, Jansen H. Sinamo, Dr. Master P. Tumanggor, Prof. Dr. Payaman Simanjuntak, Prof. Dr.-Ing K. Tunggul Sirait, dan beberapa tokoh nasional lainnya.
Secara sinergis dan simultan, YPDT berusaha menjembatani kerjasama nasional dan internasional (eksternal) maupun mewadahi dan menghimpun gerakan masyarakat (internal) untuk melestarikan KDT. YPDT mendorong dan mengusahakan agar seluruh aktivitas di KDT mengikuti “standar hijau”; standar pengelolaan dan pemanfaatan lingkungan secara berkelanjutan (sustainable).
2. VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN
Visi:
Kawasan Danau Toba menjadi kota berkat di atas bukit (The Lake Toba Area will become the paradise city on the hill).
Misi:
Berperan aktif sebagai mitra strategis Pemerintah dan stakeholders lainnya untuk memastikan terlaksananya implementasi rancangan pengembangan Kawasan Danau Toba, Sebagai kawasan adat dan budaya Batak, sehingga berkontribusi lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara.
(Involve actively as strategic partner of Government and other stakeholders to ensure implementation of programs development of Lake Toba Region, as an area of Batak culture as well as customs and traditions, then expecting to contribute more and better of welfare for society and nation state).
Tujuan:
- Wadah partisipasi masyarakat luas (lokal, nasional, dan internasional) dalam pelestarian Danau Toba dan ekosistemnya.
- Menghimpun pemikiran, sumber daya dan dana bagi usaha-usaha pelestarian Danau Toba dengan seluruh kekayaan dan warisannya.
Sasaran:
Dalam menjalankan kegiatan yayasan untuk mencapai tujuan pelestarian Danau Toba dan ekosistemnya, dapat dicapai melalui lima sasaran pokok yaitu:
- Melestarikan kuantitas air Danau Toba dengan menjaga tinggi permukaan danau pada kisaran 904–905 meter di atas permukaan laut (dpl).
- Melestarikan kualitas air Danau Toba, sehingga tetap dapat dipergunakan bagi kehidupan masyarakat, sebagai sumber air minum, sumber energi dan sebagainya.
- Melestarikan keanekaragaman hayati di kawasan Danau Toba.
- Mengelola kawasan Danau Toba dengan seluruh potensinya untuk kesejahteraan masyarakat sekitarnya.
- Mengembangkan kebudayaan masyarakat termasuk seni, ilmu pengetahuan dan teknologi yang menunjang pelestarian kawasan Danau Toba dan ekosistemnya.