BAKARA, DanauToba.org — Suara Baktiraja akan disampaikan dalam puncak acara Gerakan Cinta Danau toba (GCDT) IV di Kompleks Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMPN) 1 Baktiraja pada Minggu, 30 Desember 2018 pukul 19.00 WIB. Suara Baktiraja akan disampaikan para tokoh masyarakat, perwakilan anak rantau, Astri Manullang selaku Camat Baktiraja yang mewakili pemerintah, para tokoh gerejawi (pendeta/pastor, dan Penatua/Sintua), Pdt Marihot Siahaan selaku Ketua Panitia mewakili Panitia GCDT IV, dan Maruap Siahaan selaku Ketua Umum mewakili Pengurus Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT).
Suara Baktiraja ini akan disampaikan terlebih dahulu sebelum pemadaman listrik dan penyalaan lilin sebagai simbol terang yang akan menerangi mulai dari halaman SMPN 1 Baktiraja, Bakara, Kecamatan Baktiraja, Kabupaten Humbang Hasundutan, Provinsi Sumatera Utara, Negara Kesatuan Republik Indonesia, hingga seluruh dunia.
Maruap Siahaan menyampaikan bahwa GCDT IV ini adalah kerja dan pelayanan kita bersama, baik itu Panitia Pusat di Jakarta maupun panitia dan masyarakat setempat, sebagai bentuk kepedulian kita pada Danau Toba yang makin tercemar akibat ulah kita merusak lingkungan di Kawasan Danau Toba (KDT) dan makin tergerusnya nilai-nilai budaya Batak (habatakon) dalam kehidupan masyarkat (bangso) Batak.
Karena itulah sejak awal YPDT peduli untuk kedua hal tersebut. Ini sudah diinisiasi sejak 2015 melalui GCDT I di sebagian besar Kabupaten KDT, berlanjut secara berturut-turut GCDT II (2016) di Kecamatan Silahisabungan, Paropo, dan Tongging, GCDT III (2017) di Siborongborong, Tapanuli Utara, dan GCDT IV di Kecamatan Baktiraja.
Khusus untuk GCDT IV ini, Maruap Siahaan mengatakan bahwa YPDT sudah mempersiapkan rangkaian acara mulai dari pra-kegiatan GCDT hingga puncak acara GCDT. Untuk pra-kegiatan GCDT telah dilaksanakan kegiatan, antara lain:
- Diskusi Kamisan
- Seminar Lingkungan Hidup Mengawali GCDT IV di Baktiraja (13/12/2018). Seminar ini disampaikan Armawati Chaniago dan Jhohannes Marbun (YPDT).
- Workshop Kerajinan Tangan (14/12/2018): YPDT Memotivasi 600 Siswa SMPN 1 Baktiraja.
- Workshop Fotografi (15/12/2018): Bakal Banyak Fotografer Lahir dari Baktiraja. Sebagai fasilitator acara ini adalah Edward Tigor Siahaan dan Sebastian Hutabarat.
- Seminar Budaya (18/12/2018). Para pembicara dalam seminar ini adalah Nasrul Hamdani Harahap (BPNB Aceh), Naibaho (mewakili Kepala Dinas Pariwisata Humbang Hasundutan), Andhy Marpaung (Kepala Sub Bidang Pengembangan Destinasi Area I – Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Regional I Deputi Bidang Pengembangan Destinasi Pariwisata dari Kementerian Pariwisata RI), dan Jhohannes Marbun (YPDT).
- 15 Menit Kidung Natal Siborongborong (25/12/2018). YPDT mendelegasikan pelaksaannya kepada Ketua GRASI (Gerakan Anak Siborongborong), Maruli Sihombing.
Sementara itu, puncak acara GCDT antara lain:
- Seminar Parenting dan Aktivitas Anak Batak Ceria pada Kamis (27/12/2018). Fasilitatornya adalah Susi Rio Panjaiatan, Tiendy Rose Panjaitan, dan Pdt Marihot Siahaan, serta dibantu guru-guru Sekolah Minggu dari beberapa gereja.
- Jelajah Wisata sebagai napak tilas situs-situ peninggalan Sisingamangaraja pada Jumat (28/12/2018).
- Gotong-royong membersihkan Istana Sisingamangaraja, tepian Danau Toba, dan sekitarnya pada Sabtu (29/12/2018).
- Perayaan Natal pada Minggu (30/12/2018) dengan mata acara:
- Baca Puisi Batak tentang Danau Toba.
- Pemuda (naposo) Batak marumpasa (berpantun).
- Tarian lilin anak-anak Baktiraja.
- Puji-pujian dari anak-anak Sekolah Minggu Baktiraja.
- The Prise dari duet remaja Baktiraja.
- Refleksi Natal: Yesus Kristus, Hikmat Bagi Kita (1Kor. 1:30a).
- 15 Menit Kidung Natal dan penyalaan lilin
Dari atas panggung 15 Menit Kidung Natal Baktiraja ini, ada SUARA BAKTIRAJA dengan pesan:
- Bebaskan kita dari belenggu kegelapan dan kembali kepada Sang Pencipta dan Juruselamat Dunia. Lilin yang dinyalakan dalam kegelapan memiliki makna/simbol, antara lain:
- cahaya api sebagai Terang TUHAN dan cinta kasih.
- Lilin meleleh karena api sebagai pengorbanan dan ketaatan.
- Bebaskan kita dari belenggu neo-kolonialisme yang mengekploitasi alam secara berlebihan, sehingga merusak lingkungan hidup di KDT.
- Melalui Bakara, Baktiraja, mari kita Wujudkan Kawasan Danau Toba sebagai Kota Berkat di Atas Bukit.
- Celikkan bangso Batak menjadi bangsa yang beradab dan berbudaya di era 4.0, sehingga mampu mandiri, jujur, cerdas, dan berani.
Pewarta: Boy Tonggor Siahaan (Humas YPDT)