JAKARTA, DanauToba.org — Siang ini Sabtu (17/3/2018), Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) memperoleh kabar dukacita bahwa MayJen (Purn.) Radja Kami Sembiring Meliala (Ketua Dewan Pengawas YPDT) telah berpulang kepada Pencipta-Nya. Segenap Dewan Pembina, Pengawas, dan Pengurus YPDT menyatakan turut berdukacita. Kiranya almarhum dapat beristirahat tenang di sisi-Nya dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan dan kekuatan.
Raja Kami Sembiring Meliala (lahir di Sarinembah,Taneh Karo, 17 Agustus 1938; umur 79 tahun) adalah seorang tokoh militer dan politik Indonesia.
Melalui pesan singkatnya di WhatsApp (WA), Drs Maruap Siahaan, MBA (Ketua Umum YPDT) menyatakan bahwa ia merasa kehilangan seorang figur bapak yang banyak memberikan sumbangan pemikiran dan tenaga. “Pak R.K. Sembiring Meliala sungguh patut kita hormati sebagai pendiri dan pengawas YPDT,” ujar Maruap Siahaan.
Raja Kami Sembiring Meliala meninggal dunia pada Sabtu (17/3/2018) sekitar pukul 10.00 WIB di kediamannya Jl. Pelepah Elok III Blok QB 2 No.6, Kelapa Gading Permai, Jakarta. Menurut informasi dari keluarganya, jenasah akan disemayamkan di Rumah Duka RSPAD Gatot Soebroto Jakarta, pada Minggu (18/3/2018). Kebaktian Penghiburan oleh YPDT pada Minggu (18/3/2018) pukul 19.00 WIB di Rumah Duka RSPAD, Jakarta. Jenasah akan dimakamkan pada Senin (19/3/2018) di Taman Makam Pahlawan Kalibata, Jakarta.
Pada Sabtu malam ini, beberapa perwakilan dari YPDT sudah hadir di rumah keluarga yang berduka. Mereka adalah Baltasar Tarigan, S.E. (Wakil Ketua Umum), Andaru Satnyoto, M.Si. (Sekretaris Umum) dan Jhohannes Marbun (Sekretaris Eksekutif). Pengurus YPDT bertemu dengan salah seorang anak RK Sembiring Meliala, Yedida Genesis Sembiring Meliala yang baru saja tiba dari Kuala Lumpur – Malaysia pukul 22.30 WIB di kediamannya.
Dalam dunia militer, lulusan dari Generalstabslehrgang Führungsakademie der Bundeswehr – Jerman (1973) ini telah memimpin berbagai satuan tempur. Tahun 1979 ia menjadi Komandan Kontingen Garuda VIII/Pengganti (United Nations Emergency Force II) di Timur Tengah dan tahun 1982–1985 menjadi Pangdam XVII Cendrawasih. Selain itu, pada tahun 2000–2005 ia adalah Ketua Yayasan Akademi Leimena.
Karier politiknya bermula di Partai Golongan Karya pada tahun 1988 hingga tahun 1992 menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat yang dipercaya sebagai ketua Komisi II yang membidangi hukum dan dalam negeri.
Pada bulan Februari tahun 1994 karier politiknya pada periode kedua sempat terhenti. Pada September 1998 kembali muncul di kancah politik ketika bergabung dengan Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan yang kemudian membawanya kembali menjadi anggota DPR sebagai Wakil Ketua Komisi I yang membidangi Pertahanan Keamanan dan Luar Negeri. Ia terpilih sebagai utusan PDIP dari Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara.
Sumber data tambahan: leimena.org dan Wikipedia Indonesia
Editor: BTS