
Rizal Ramli (Menko Maritim dan Sumberdaya) bersama Maruap Siahaan (Ketua Umum YPDT)

JAKARTA, DanauToba.org — “Danau Toba harus bersih dari keramba sebelum Desember 2016,” demikian pernyataan tegas Rizal Ramli, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Sumberdaya, dalam Malam Budaya Menyongsong Otorita Danau Toba di Auditorium BPPT Jalan M.H. Thamrin no. 7, Jakarta Pusat pada Rabu (25/5/2016).
Pernyataan tegas Ramli tersebut menjadi tanggung jawab yang sangat besar di pundak ketujuh bupati tersebut karena mereka harus menyelesaikan masalah pencemaran Danau Toba yang secara kasat mata diakibatkan peternakan ikan di Danau Toba dengan menggunakan Keramba Jaring Apung (KJA) dan penggunaan pelet ikan yang berlebihan. Akibatnya ribuan ton ikan mengapung mati di KJA dan ini sudah dianggap sebagai pencemaran air Danau Toba. Bagi Menteri yang mengkoordinasikan beberapa kementerian ini menyatakan bahwa bagaimana kita dapat mengundang wisatawan kalau Danau Toba terlihat kotor dan tercemar.

Ramli ingin mempertegas komitmen secara bersama antara Pemerintah Pusat, Provinsi Sumatera Utara dan Kabupaten di Samosir, Tobasa, Karo, Dairi, Tapanui Utara, Simalungun dan Humbang Hasudutan dalam kesiapan mereka melaksanakan tugas mengembalikan Danau Toba menjadi destinasi wisata yang indah, bersih, jernih, dan asri serta berbagi kewenangan mereka kepada Otorita Danau Toba (ODT) yang tidak akan lama lagi Peraturan Presiden tentang pengelolaan ODT ditandatangani Presiden Joko Widodo.

Ramli menyampaikan beberapa informasi terkait menyongsong ODT antara lain: Kementerian Agraria dan Tata Ruang (dulu BPN) akan menyediakan lahan 500 Hektar; Kementerian Kehutanan dan Lingkungan Hidup telah mengijinkan dan melepaskan dari Kawasan Hutan lahan tersebut, termasuk kawasan Danau Toba yang ada di 7 Kabupaten serta 7 Bupati sudah mendukung Otonomi Danau Toba.
Masih banyak pekerjaan yang harus diselesaikan sebelum tujuan utama Danau Toba sebagai destinasi wisata yang mendunia dapat dirasakan masyarakat di KDT. Dalam hal infrastruktur, Ramli mengatakan bahwa Bandara Udara Silangit yang sudah beroperasi akan ditingkatkan, sehingga bukan hanya penerbangan domestik, tetapi juga penerbangan internasional. Pemerintah juga akan membuka Bandara Udara Sibisa agar lebih dekat jaraknya menuju Danau Toba.

Selain transportasi udara, pemerintah akan menyambung jalur air di Ponggol, sehingga dapat berekreasi keliling Pulau Samosir dengan Kapal Pesiar. Tidak ketinggalan juga transportasi darat akan dibenahi dan ditambah. Pemerintah akan membangun Jalan Tol Lingkar Dalam dan Jalan Tol Lingkar Luar. Pengguna kendaraan selain dapat akses jalan yang cepat dan bagus, juga dapat menikmati keindahan Danau Toba dari Jalan Tol tersebut. Bahkan kata Ramli, pemerintah akan membuka akses jalan dari Danau Toba ke Sibolga yang dapat ditempuh sekitar 3 jam di mana selama ini biasanya sampai 6 jam lebih.

Danau Toba memiliki keunikan sejarah peristiwa spektakuler dan fenomenal, yaitu ledakan super vulkanik Gunung Toba sekitar 75.000 tahun lalu yang memusnahkan sepertiga populasi manusia ketika itu. Ledakan super vulkanik tersebut membuat perubahan cuaca yang sangat ekstrim. Fakta sejarah yang fenomenal ini dapat dijual kepada wisatawan asing untuk datang melihat langsung Kaldera Danau Toba yang menakjubkan. Karena itu, Rizal Ramli akan berencana bekerjasama dengan National Geographic untuk membuat video yang mengisahkan asal-usul terbentuknya Danau Toba yang dapat ditayangkan secara 4 Dimensi.
Infrastruktur di bidang komunikasi pun akan ditingkatkan. Kawasan Danau Toba nantinya akan dapat diakses Internet dengan mudah dan gratis. Spot-spot Wifi akan terpasang sampai ke lokasi-lokasi terpencil.

Bulan Desember 2016 nanti, Presiden berencana akan menyelenggarakan Natal Nasional di Kawasan Danau Toba. Karena itu, Rizal Ramli sekali lagi berpesan kepada para Bupati untuk membersihkan Danau Toba dari keramba.
Karena itu, Rizal Ramli minta agar orang-orang Batak kompak dan jangan mau kalah dengan bangsa/suku lain. “Jika kekompakan ini tidak terjadi maka program ini tidak akan jalan. Kalau sudah begitu mendingan kita mundur aja semuanya,” celoteh Ramli mengakhiri pesan-pesannya sambil disambut tawa dan tepuk tangan oleh para hadirin.

Di hadapan Menteri dan Gubernur Sumut, para Bupati menandatangani MOU (Dokumen Kesepahaman) kesiapan daerah melaksanakan tugas dan komitmen bersama tersebut.
Acara Malam Budaya Menyongsong Otorita Danau Toba diselenggarakan oleh Kementerian Bidang Maritim dan Sumberdaya dan dihadiri Gubernur Sumut dan 7 Bupati di KDT. Para undangan yang hadir adalah Masyarakat Sumatra Utara, berbagai komunitas atau kelompok Adat/Puak, aktivis LSM, YPDT, FBBI, para pemimpin Gereja, dan media massa.
Di akhir acara, YPDT menyempatkan diri melakukan kampanye Danau Toba Tanpa Keramba. Kampanye tersebut disambut antusias oleh masyarakat Batak yang hadir dalam acara tersebut. Mereka bahkan berfoto sambil memegang poster dan spanduk bertuliskan “Danau Toba Tanpa Keramba”. (Boy Tonggor Siahaan)