JAKARTA, DanauToba.org — Penggalangan dana secara terbuka dikoordinasikan oleh Aliansi GERAK (Gerakan Rakyat) Tutup TPL. Aliansi ini menggalang donasi karena gerakan tutup TPL ini membutuhkan pendanaan agar berjalan lancar. Demikian keputusan Tim Aliansi GERAK Tutup TPL menyampaikannya kepada publik pada Sabtu (10/7/2021) di Jakarta.
Tindakan kekerasan dan penganiayaan pekerja PT Toba Pulp Lestari (TPL) yang melukai 12 orang warga adat Marga Simanjuntak di Huta Natumingka di Kabupaten Toba, Sumatera Utara, 18 Mei 2021 membangkitkan kesadaran kolektif masyarakat untuk bergerak.
Pekik perlawanan terhadap TPL digaungkan semua lapisan, dari anak, remaja, sampai dewasa, perempuan maupun laki-laki, warga desa/’huta’ maupun perkortaan. Kesadaran menyuarakan protes terhadap keberadaan TPL, dan perlakuannya yang semena-mena terlihat jelas muncul melalui media massa arus utama maupun media sosial.
Aneka ragam predikat dikenakan kepada TPL. Misalnya, “perusahaan perusak lingkungan”, “pamola-mola atau pemecah-belah kekrabatan adat Batak Dalihan Natolu”, “Perusak Holi-holi ni Ompung”, “Perampas ulayat Tano Batak”, “perusahaan kebal hukum”, “penggundul hutan”, “penyebab banjir”, “perusahaan merugi dan tanpa kontribusi” dan lain sebagainya.
Arus seruan dan volume desakan pun kian menguat agar TPL segera ditutup. Gerakan yang sama sesungguhnya sudah muncul sejak awal perusahaan pulp dan rayon ini berdiri tahun 1983, dan beroperasi di Tano Batak tahun 1987.
Kini, tertangkap semangat kebangkitan dan persatuan gerakan rakyat melakukan revolusi media sosial di Tano Batak. Tagar-tagar seperti #TutupTPL #UsirPerusakLingkungan #LawanKekerasan #PalaoTPL #UsirTPL #SaveDanauToba #KembalikanWilayahAdat menghiasi lini masa jagad maya.
Aksi heroik para pahlawan lingkungan dan penyelamat Tano Batak pun jalan kaki dari Kawasan Danau Toba menuju istana Jakarta untuk bertemu Presiden Jokowi agar menutup PT TPL. Mereka berjumlah sebelas orang, dimotori Togu Simorangkir, Irwandi Sirait, dan Anita Martha boru Hutagalung (ONI).
Sejatinya, gerakan sporadik kontra PT IIU/TPL terus terjadi selama 30 tahun tanpa henti. Tragedi terbaru di Natumingka itu membuat marah dan geram rakyat, baik yang tinggal di Bonapasogit maupun di perantauan. Kali ini TPL harus tutup permanen, bukan berhenti sementara sebagaimana diputuskan Presiden BJ Habibie pada 19 Maret 1999.
Untuk merespons aspirasi yang berkembang deras tersebut, puluhan organisasi dan ribuan individu telah membentuk Aliansi Gerakan Rakyat (GERAK) Tutup TPL. Posko-posko untuk gerakan ini sudah dibentuk di Balige, Porsea, Parapat, Medan, dan Jakarta.
Di kota-kota lain juga sedang membangun posko untuk memastikan perjuangan #TutupTPL berlangsung damai tanpa kekerasan. Korban-korban TPL yang selama mengalami intimidasi dan dalam situasi ketakutan untuk bicara didampingi oleh aliansi untuk bicara dan bisa ikut aktif memperjuangkan hak-haknya. Hak atas lingkungan yang sehat maupun hak atas tanah yang selama ini terampas masuk areal konsesi TPL.
Seluruh pergerakan rakyat ini, khususnya upaya pendampingan dan pemulihan hak-hak korban TPL di lapangan, advokasi hukum dan fasilitasi perjalanan mereka, membutuhkan logistik yang memadai.
Lewat edaran ini kami dari Aliansi GERAK TUTUP TPL mengharapkan bantuan dan sumbangan dari Bapak/Ibu/Saudara/Saudari yang mendukung tujuan gerakan ini. Berapa pun jumlahnya sumbangan sukarela Anda akan membantu keberhasilan perjuangan bersama kita.
Sumbangan dalam bentuk uang bisa disalurkan lewat rekening bank di bawah ini:
No. Rek.: 24202040062966
Bank: Bank SUMUT (kode transfer antar-bank 117)
Pemilik rekening: a/n Serikat Tani Toba
Kontak narahubung: 0822-7211-4057 (Iwan Bernando Samosir)
Jika sudah mentransfer, mohon agar bukti transfer dikirimkan ke nomo HP/WA di atas untuk pencatatan sumbangan yang masuk.
Laporan uang masuk dan keluar akan diumumkan secara terbuka-transparan dan berkala melalui media sosial.
Atas partisipasi dan dukungan Anda, kami sampaikan terima kasih.
Horas!
Mejuah-juah!
Njuah-Njuah!
Ya’ahowu!
Ahoi!
Aliansi GERAK Tutup TPL