JAKARTA, DanauToba.org — Kawasan Danau Toba (KDT) adalah kawasan yang sarat dengan kekayaan alam, tetapi sayang masyarakat di sana sebagian besar masih tergolong miskin. Situasi yang kontras tersebut mendorong para penggiat pencinta Danau Toba mengangkat diskusi dengan topik Pengembangan Ekonomi Kerakyatan di KDT yang Berbasis Kreativitas. Diskusi rutin yang berlabel Diskusi Kamisan ini diselenggarakan di Sekretariat Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) pada Kamis (9/6/2016).
Presentasi pertama disampaikan Parluhutan Manurung yang memaparkan tentang pengembangan ternak babi di KDT. Peternakan babi ini sudah berjalan cukup lama yang dikembangkan oleh Yayasan Tano Uli Basa (YTUB). Melalui kegiatan pengembangan ekonomi kerakyatan yang dikelola YTUB sudah mampu meningkatkan taraf hidup para peternak babi di KDT. YTUB juga mengembangkan program pengembangan ekonomi kerakyatan melalui peternakan sapi, kerbau, dan budidaya ikan di Danau Toba tanpa keramba.
Presentasi kedua disampaikan Tim/Pokja Pemberdayaan Masyarakat di KDT dengan mengembangkan aplikasi online (e-commerce) bernama hazuta.com. Program aplikasi online ini menjadi wadah antara petani, peternak, dan pengusaha kerajinan rakyat (industri rumah tangga) dengan konsumen. Produk-produk pertanian, peternakan, dan kerajinan rakyat akan dijual melalui toko online yang disebut Hazuta.
Menurut Maruap Siahaan, pencetus ide hazuta.com, memiliki kelebihan yang tidak dimiliki e-commerce mana pun juga. Hazuta merupakan aplikasi yang meningkatkan penghasilan para petani, peternak, dan pengusaha kerajinan rakyat di mana hasil keuntungannya itu dikembalikan kepada masyarakat di KDT dengan memberikan donasi sebesar 50% dari keuntungan hazuta untuk pelestarian lingkungan hidup di KDT (hutan dan Danau Toba) dan pelestarian budaya Batak. Inilah passion Hazuta yang berbeda dari yang lain.
Bersama Tim pengembangan IT hazuta.com, yaitu Septian dan Doni, mempresentasi beta aplikasi hazuta.com kepada peserta diskusi, hazuta.com tidak akan lama lagi digulirkan di dunia maya dan siap dioperasikan. (Boy Tonggor Siahaan)