JAKARTA, DanauToba.org — Dari sekian banyak pengacara (advokat) di Tim Litigasi YPDT (Yayasan Pencinta Danau Toba), ada satu orang pengacara yang sejak awal turut berjuang membela “jeritan dan rintihan” Danau Toba bernama FX Denny Satria Aliandu, SH. Sudah 2 (dua) tahun lebih sejak awal 2017, Denny bersama Robert Paruhum Siahaan, SH, dan Deka S. Saragih, SH, MH, dkk mencurahkan pikiran, tenaga, jiwa, dan rohnya bergumul dan berjuang membela keadilan bagi Danau Toba. Meskipun Denny bukan berasal dari keturunan dan keluarga Batak, tetapi dia merasa bahwa Danau Toba sudah menjadi bagian dari perjuangannya.
“Danau Toba memang bukan di NTT, tetapi di Sumatera Utara, khususnya di Tanah Batak. Saya bangga bahwa kita, bangsa Indonesia, memiliki Danau Toba yang terkenal di seluruh dunia. Siapa yang tidak kenal dengan Danau Toba yang luarbiasa indah ini. Namun sayang, Danau Toba ini ‘menjerit dan merintih’ kesakitan akibat pencemaran lingkungan. Saya mengambil keputusan bergabung dengan Tim Litigasi YPDT untuk terlibat dalam membela Danau Toba,” ungkap Denny saat menyatakan hal ini kepada Humas YPDT.
“Saya jadi mengerti mengapa orang Batak memiliki ungkapan Tao Toba na uli, aek na tio, mual hangoloan (Danau Toba yang indah, airnya jernih, sumber air kehidupan). Ungkapan ini memiliki filosofi yang sangat kuat bagi kehidupan orang Batak yang tinggal di Kawasan Danau Toba. Ini adalah kekayaan yang luarbiasa diberikan Tuhan kepada orang Batak, yaitu: Danau Toba,” lanjut Denny.
Kita sebagai orang Batak patut merasa malu melihat, mendengar, dan menyaksikan apa yang dikatakan dan diperjuangkan Denny bagi Danau Toba. Seorang Timor mau memberikan “kuda putih”-nya untuk Danau Toba. Kuda putih bagi orang Timor adalah simbol kehormatan, keperkasaan, dan jalinan kasih.
[Slideshow "denny" not found]“Terimakasih kami ucapkan kepadamu, Denny. Perjuanganmu tidak pernah surut bersama Tim Litigasi YPDT. Kita bertarung melawan perusak Danau Toba dengan segala tenaga, waktu dan hati, tak pernah ragu untuk membela kehidupan dan kemanusiaan. Aliandu simbol perjuangan lintas budaya menyatu bersama Batak berjuang tanpa kenal lelah,” ungkap Maruap Siahaan sebagai Ketua Umum YPDT.
Tulisan ini dipesembahkan sebagai Kado Abadi untuk momen terindah bagi FX Denny Satria Aliandu, SH dan Priska Yulita Raya, S.H, M.Kn, yang telah mengikat janji sebagai suami-istri dalam Pernikahan Kudus di Gereja Katolik Santo Clemens, Kendari, Sulawesi Tenggara, pada 10 Januari 2020.
Pewarta: Boy Tonggor Siahaan (Humas YPDT)