MEDAN, DanauToba.org — Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) memiliki passion (hasrat yang kuat) untuk melestarikan Kawasan Danau Toba (KDT) dari sisi lingkungan hidup, terutama kawasan hutannya dan ekosistem Danau Toba. Sejalan dengan pelestarian lingkungan hidup di KDT tersebut, YPDT juga tetap memperhatikan pelestarian Budaya Batak (termasuk di dalamnya filsafat orang Batak, tradisi dan adat-istiadat orang Batak, benda-benda fisik bersejarah seperti patung-patung, ulos Batak, gorga, dan ruma Batak serta situs-situs bersejarah).
Sejak setahun yang lalu, tepatnya di awal tahun 2015, YPDT sudah merencanakan dan merancang suatu program yang mampu meng-cover (menjangkau) kedua bentuk pelestarian tersebut yang saling berkesinambungan. Dalam suatu pergumulan dan diskusi yang cukup panjang, akhir tercetuslah oleh Pengurus YPDT sebuah program yang dinamai: Gerakan Cinta Danau Toba (GCDT).
Awal 2015 menjadi persiapan program GCDT di mana Pengurus YPDT melakukan sosialisasi ke lembaga-lembaga keagamaan, kepada para tokoh-tokoh adat dan marga, kepada pemerintah pusat di Jakarta melalui kementerian-kementerian, dan kepada pemerintahan daerah mulai dari tingkat Provinsi hingga 7 Kabupaten di KDT.
Seiring dengan persiapan program GCDT tersebut, Pengurus YPDT juga menyelenggarakan seminar-seminar yang terkait dengan pelestarian budaya Batak dan situs Geopark Danau Toba.
Puncak acara GCDT mulai tanggal 27-30 Desember 2015. Puncak acara GCDT 2015 tersebut menjadi inisiasi awal melibatkan peran serta aktif masyarakat KDT menjaga dan memelihara KDT serta melestarikan budaya Batak sebagai identitas bangso/halak Batak.
Pada 2016 ini, YPDT tetap menyelenggarakan GCDT, tetapi jauh lebih menyentuh persoalan-persoalan kebutuhan hidup masyarakat di KDT. Musibah 2.000 ton ikan mati dalam peternakan ikan di Keramba Jaring Apung (KJA) menjadi perhatian utama YDPT untuk menyelamatkan Danau Toba karena pencemaran dan dampak ikan mati tersebut dan juga mempertimbangkan para peternak ikan di KJA untuk merangkul mereka dapat mengikuti program pemberdayaan ekonomi masyarakat di KDT. Program pemberdayaan tersebut juga menyertakan masyarakat yang berkekurangan secara ekonomi, sehingga mereka dapat meningkatkan taraf kehidupannya.
Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di KDT Berbasis Kreativitas ini memiliki ciri khas tersendiri yang membuat inovasi dan kreasi yang dapat dikerjakan masyarakat di KDT itu sendiri. Masyarakat di KDT bukan menjadi obyek, tetapi menjadi subyek atau pelaku ekonomi kreatif dan inovatif. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di KDT Berbasis Kreativitas itu sendiri tetap memelihara dan menjaga lingkungan hidupnya. Masyarakat menjadi sadar menjaga dan memelihara lingkungan hidupnya serta juga diberikan wawasan budaya Batak untuk membangun citra orang Batak yang berbudaya, santun, sopan, disiplin, ramah, murah hati, dan mengasihi. Itulah identitas orang Batak yang sesungguhnya.
Dalam mendukung pemasaran produk dari hasil kerja melalui program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat di KDT Berbasis Kreativitas ini, maka YPDT sudah mempersiapkan sebuah aplikasi berbasis digital yang dapat diakses secara online melalui internet. Aplikasi tersebut diberi nama hazuta.com. Hazuta juga dapat menampung produk-produk dari masyarakat KDT lain dan sangat terbuka kepada para petani, peternak, dan pengrajin.
Melalui pertemuan Drs. Maruap Siahaan, MBA (Ketua Umum YPDT) bersama Pengurus YPDT Perwakilan Sumatera Utara, YPDT Perwakilan Samosir, dan PLOT, telah mencapai kesepakatan bersama, antara lain:
Pertama, sepakat melanjutkan GCDT di 7 Kabupaten, berkolaborasi dengan PLOT menampilkan Opera Batak “Perempuan di Pinggir Danau”.
Kedua, mendukung program Hazuta.com dan siap memperkenalkannya di KDT.
Ketiga, mendukung gagasan pendirian Museum Batak yang akan meminta partisipasi masyarakat luas.
Kesepakatan ini pada Rabu (15/6/2016) di Medan disetujui oleh Pengurus YPDT diwakili Drs. Maruap Siahaan, MBA (Ketua Umum), Pengurus YPDT Perwakilan Sumut yang diwakili S. I. S. Drs. Sihotang MM (Ketua), Mangaliat Simarmata, S.H. (Ketua Bidang Hukum), DR. Jamilin Sirait (Tenaga Ahli), Ir. Karlos Siahaan (Wakil Ketua GCDT), dan Drs. Halomoan Tobing (Sekretaris); Ratna Uli Gultom (YPDT Perwakilan Samosir), Lena Simanjuntak (PLOT, German), Thomson H.S (PLOT), Murni Hubert (Diaspora), dan Faber Siahaan (Literasi).
Pewarta: Boy Tonggor Siahaan