JAKARTA, DanauToba.org ― Tim Persiapan Pembentukan Pusat Habatakon/Batak Center berkesempatan mengunjungi Wakil Ketua DPD RI, Prof Dr Darmayanti, Anggota DPD RI mewakili Sumatera Utara (Sumut) pada Jumat (23/11/2018) di kantornya, Jakarta. Dalam pertemuan tersebut dibicarakan tentang nilai-nilai Habatakon dalam Batak Raya sebagai bagian integral Indonesia Raya.
Sebelumnya, Laksamana Ir. Bonar Simangunsong, M.Sc memperkenalkan Tim yang hadir, menerangkan maksud dan tujuan Tim mengunjungi Prof. Darmayanti. Tim yang turut hadir dalam pertemuan tersebut adalah Jerry Rudolf Sirait (Ketua Tim), Laksamana Ir Bonar Simangunsong, M.Sc, Prof K. Tunggul Sirait, Ir S. M. Tampubolon, Lambok Sianipar, Jhohanes Marbun, Tiomora br. Sitanggang, Susi Rio br. Panjaitan, dan Edi Silaban. Sementara itu, Prof Darmayanti didampingi staf ahli dan staf khusus.
Prof Darmayanti amat dikenal (familiar). Ia menerima kunjungan Tim yang ditunjukkan dengan rasa senang melalui raut muka dan senyumnya. Wakil DPD dari Sumut ini menyatakan dukungannya pada Batak Center dan bersedia turut sebagai pendiri serta berharap dapat hadir pada acara deklarasi Batak Center dan pengukuhan kepengurusannya nanti yang direncanakan pada Desember 2018 di LIPI setelah badan hukumnya diterbitkan oleh Kemenkumham RI. Kenotariatannya sedang dalam proses saat ini.
Ketua Tim memperkenalkan secara singkat Batak Center kepada Prof. Darmayanti. Batak Center didirikan sejumlah tokoh masyarakat Batak, baik yang berdomisili di Jabodetabek maupun di luar Jabodetabek. Kemudian menyusul sebagai pendiri Batak Center, beberapa orang Batak yang berdomisili di manca negara (AS, Korsel, Malaysia, Eropa, dan lain-lain). Tujuan didirikan Batak Center, antara lain mencaritemukan nilai-nilai luhur Habatakon dan menyosialisasikannya dalam kehidupan bersama di tengah-tengah kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Nilai-nilai luhur Habatakon sungguh saling mendukung (masitumpakan) dan ada berada dalam nilai-nilai luhur kebangsaan Indonesia dan nilai-nilai luhur peradaban mondial. Batak Raya adalah salah satu pilar Indonesia Raya sama seperti suku-suku lainnya di Indonesia.
Ketua Tim mengatakan bahwa Batak Center belum dideklarasikan karena masih menunggu beberapa puak Batak mengambil bagian di dalamnya supaya sungguh-sungguh Batak Raya. Yang ada sekarang masih didominasi Puak Toba. Lalu ada beberapa orang Puak Angkola/Mandailing, Puak Karo, Puak Simalungun dan Puak Pakpak/Dairi. Belum ada Puak Alas/Gayo dan Pesisir. Ya, Tim berusaha mencaritemukan tokoh-tokoh Batak dari puak-puak itu.
Respons Prof Darmayanti sangat simpatik. Untuk itu Prof Darmayanti bersedia membantu Tim dengan menjajaki tokoh-tokoh yang diharapkan, terutama dari Angkola/Mandailing. Ya memang beberapa tokoh masyarakat Puak Angkola/Mandailing yang sudah berada bersama dalam pendirian Batak Center seperti Dr H. Akbar Tanjung, Dr Ronsen Pasaribu, dan Prof Dr H. Bomer Pasaribu. Dari Puak Simalungun ada Drs Djasarmen Purba, dan dari Puak Karo ada Drs Inget Sembiring dan Ir Alimin Ginting. Dari Puak Toba, banyak akademisi, politisi, panglima tinggi TNI dan Polri, usahawan, dan generasi muda.
Ketua Tim menguraikan secara singkat pencapaian yang hendak diperoleh. Pergulatan Batak Center pada awalnya nanti setelah deklarasi adalah menggalitemukan nilai-nilai luhur Habatakon dan menyosialisasikan nilai-nilai yang dianggap relevan saat ini. Termasuk dalam kehidupan bersama dengan generasi muda Batak yang “tidak tahu lagi” apa yang dimaksud Batak dan Habatakon. Mesti relevan pula bagi generasi milineal dan tahan uji dalam era industri 4.0 yang bisa “menakutkan”, tetapi bisa juga lebih membekali generasi muda menghadapinya. Tidak mesti disrupsi.
Batak Center tidak berafiliasi pada partai politik dan memang tidak berada pada kepentingan politik tertentu. Tidak terlibat pada politik praktis. Namun Batak Center mesti turut mengambil bagian aktif dalam pembangunan nasional, tidak terkecuali pembangunan Sumatera Utara dan tano (tanah) Batak. Heterogenitas itu anugerah pemberian Tuhan yang perlu dirawat dan dikawal.
Prof Darmayanti, yang sudah 2 periode di DPD RI dan masih mencalonkan diri untuk periode 2019-2024 berikutnya, menyampaikan pokok-pokok pikirannya untuk Batak Center dan dalam kaitannya dengan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara. Sekat-sekat primordial sektarian mestinya tidak ada lagi. Tidak ada lagi dominasi kekuatan ideologi tertentu selain Pancasila. Aman, nyaman, dan tenteram adalah kunci keberhasilan membangun republik ini. Prof Darmayanti turut prihatin dengan adanya kelompok tertentu yang menganggap dirinya paling benar dan bersikap intoleran. Sesumgguhnya sikap yang benar adalah saling menghargai sesama warga bangsa walau dalam perbedaan (agama, suku, dan lain-lain). Bhinneka Tunggal Ika! Batak Raya perlu dikembangkan sebagai bagian integral dan salah satu pilar penopang Indonesia Raya. (Humas YPDT)