JAKARTA, DanauToba.org — Danau Toba tercemar sudah banyak diketahui orang, tetapi upaya dan usaha untuk memulihkan Danau Toba akibat pencemaran lingkungan hidup sedikit sekali yang mau bertindak. Beruntung ada seorang pendeta perempuan bernama Pdt Tiapul Hutahean, M.Th yang menempuh studi doktoral (S3) di bidang Teologi Pastoral prihatin terhadap kondisi kerusakan Danau Toba, sehingga ia memutuskan menulis disertasi berjudul EKOPASTORAL DI DANAU TOBA (Membangun Sebuah Teologi Ekologi Pastoral Bagi Penyembuhan Danau Toba).
Pada Rabu (13/6/2019) bagi Pdt Tiapul menjadi hari yang bersejarah di mana ia telah dinyatakan lulus dalam ujian Disertasinya. Kami dari Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) ikut hadir dalam ujian disertasi tersebut. Kehadiran YPDT di sini untuk mendukung Ibu Pendeta HKBP ini atas upaya dan usahanya memberi perhatian pada kerusakan Danau Toba dan kami ingin mengetahui model ekopastoral seperti apakah yang ditawarkannya.
Setelah mendengarkan apa yang diuraikan Pdt Tiapul pada disertasinya dan pertanyaan-pertanyaan kritis yang disampaikan para penguji, kami dapat rangkumkan sebuah model ekopastoral yang ditawarkannya untuk pemulihan Danau Toba.
Model ekopastoral yang dibangun ini berangkat dari konsep teologi pastoral dan ekoteologi atau teologi ekologi. Gereja memiliki peran sentral dalam memberikan pemahaman ekoteologi kepada umat, sehingga umat mampu merawat alam dan lingkungannya bukan mengeksploitasinya secara besar-besaran. Bersamaan dengan memberikan pemahaman ekologi tersebut, umat juga diberi pemahaman bahwa lingkungan hidup yang asri, bersih, dan indah menjadi tugas bersama untuk memelihara, menjaga, memperhatikan, memperbaiki (atau menyembuhkan), dan memulihkan. Itulah tugas pastoral yang diperankan umat terhadap lingkungan hidupnya. Di sinilah model ekopastoral tersebut menjadi praksis gereja.
Pdt Tiapul juga menawarkan model tersebut dapat ditransformasikan kepada masyarakat, pemerintah, dan lembaga-lembaga swadaya masyarakat. Dalam rangka tersebut, Prof Dr Frida Mangunsong br Siahaan (salah satu penguji) menyarankan perlu sebuah leadership untuk mengefektifkan proses transformasi tersebut. Di sinilah lagi-lagi peran gereja melahirkan para pemimpin (leaders) yang mumpuni melaksanakan model ekopastoral tersebut.
Kami mengucapkan selamat kepada Pdt Tiapul Hutahean atas kelulusannya menempuh ujian disertasi yang berjalan dengan baik. Kami yang turut hadir dari YPDT adalah Maruap Siahaan (Ketua Umum), Joyce Sitompul br Manik, dan Boy Tonggor Siahaan (Humas). (BTS)