Dengan memiliki marga, orang Batak tidak akan menikahi lawan jenis yang memiliki marga yang sama. Meski jadi dilema, toh memang banyak risiko nyata yang diakibatkan oleh hubungan sedarah atau satu marga. Dengan marga, orang Batak juga tidak bisa menikah kepada marga yang memiliki Parpadanan (ikatan perjanjian). Marga yang kamu miliki membuat kamu merasa memiliki ikatan yang emosioanl dengan marga yang berhubungan dengan darah kamu. Dengan memiliki marga, orang Batak juga tahu bagaimana namanya partuturon (sopan santun) kepada marga yang lain.
Meski lain marga, orang Batak biasanya selalu hormat kepada orang Batak yang lain. Jika sudah tidak ada lagi hubungan kekerabatan yang dekat, maka opsi yang lain menjadi pilihan seperti panggilan lae untuk sesama laki-laki dan ito untuk lawan jenis.