SIBORONGBORONG, DanauToba.org — “Pada saat Natal, Senin (25/12/2017) malam, di Siborongborong bakal meriah dan khidmat merayakan Kelahiran Yesus Kristus dengan mengumandangkan 15 Menit Kidung Natal,” seru Edward Tigor Siahaan selaku Ketua Panitia Acara 15 Menit Kidung Natal.
Edward Tigor Siahaan, Pengurus Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) Perwakilan Tapanuli Utara, memberi keterangan kepada masyarakat Siborongborong terkait Acara 15 Menit Kidung Natal dan mempublikasikannya di Radio Anugerah 101,9 FM di Hutaginjang, pada Rabu (21/12/2017).
Acara 15 Menit Kidung Natal tersebut sebagai kelanjutan acara tahun 2015 dan 2016 yang merupakan rangkaian kegiatan Gerakan Cinta Danau Toba (GCDT). Pada 30 Desember 2015 diselenggarakan Acara 10 Menit Kidung Natal. Setahun kemudian atas permintaan masyarakat Siborongborong, Acara tersebut kembali digelar dengan menambah durasi menjadi 15 Menit Kidung Natal yang terlaksana pada 25 Desember 2016. Pada 2017 ini, masyarakat Siborongborong makin merasakan Acara tersebut bermakna, maka kembali Acara 15 Kidung Natal bakal makin meriah karena makin banyak pihak-pihak lain terlibat secara swadaya menyelenggarakan acara tersebut.
Sebagaimana Acara 15 Kidung Natal pada tahun sebelumnya, Edward Tigor Siahaan menjelaskan bahwa Panitia telah bekerjasama dengan pihak-pihak seperti PLN dan Kepolisian Sektor Siborongborong. PLN akan memadamkan listrik selama 15 menit tepat pada pukul 21.00 WIB dan pihak Polsek Siborongborong akan menutup jalan utama Kota Siborongborong, sehingga jalan tersebut tidak dilalui kendaraan apapun, tetapi masyarakat dapat menggunakan jalan utama tersebut secara beramai-ramai sambil membawa lilin atau obor masing-masing. Panitia juga turut bekerjasama dengan Pemerintah Kecamatan Siborongborong untuk memobilisasi masyarakat turun ke jalan utama Siborongborong menuju lokasi Acara 15 Kidung Natal di Terminal, dekat pasar, Siborongborong. “Jalan utama Siborongborong akan ditutup sementara mulai pukul 19.00-22.00 WIB,” sambung Edward Tigor Siahaan.
Selain Ketua Panitia Acara tersebut menyampaikan informasi tersebut kepada pendengar radio Anugerah, Pdt. Kacon Nababan, SmTh (Praeses HKBP Distrik XVI Humbang Habinsaran) mengatakan bahwa ia sangat mendukung kegiatan 15 Menit Kidung Natal dan mengajak Pendeta dan Warga HKBP Distrik XVI Humbang Habinsaran untuk menyukseskan kegiatan tersebut dan pada pukul 21.00 – 21.15 WIB diharapkan membunyikan lonceng di gereja masing-masing.
Pdt. Daniel Sitorus Pane, S.Th (Ketua BKAG – Badan Koordinasi Antar Gereja Kec. Siborongborong) juga merespons hal yang sama. “Kami sangat mendukung Acara 15 Menit Kidung Natal agar gereja-gereja mengutus jemaatnya, baik pemuda, Bapak, Ibu, anak-anak, maupun Penatua menghadiri acara tersebut dan menyanyikan Kidung Natal,” jelas Pendeta HKI ini.
Kepada Panitia, Pdt. Sitorus Pane menyarankan sebelum pemadaman lampu tepat pada pukul 21.00 WIB, selama kurang lebih 5 menit perlu disampaikan pembacaan kisah kelahiran Yesus Kristus agar bermakna Acara tersebut. BKAG sudah menyebarkan surat ke gereja-gereja di kota Siborongborong. Di wilayah kota tersebut terdapat 58 Gereja dari 148 gereja se-kecamatan Siborongborong. Siaran radio Anugerah ini juga menjadi undangan resmi kepada seluruh warga gereja termasuk kepada pimpinan maupun umat gereja Katolik di Kota Siborongborong dan agar mewartakan atau manintinghon di masing-masing gereja.
Selain Acara tersebut memperoleh dukungan dari pihak Gereja, pihak Kecamatan Siborongborong turut mendukung sebagaimana disampaikan Camatnya, Siasep Manalu SE. Camat menyatakan sangat mendukung kegiatan 15 Menit Kidung Natal dan mengajak seluruh masyarakat Kecamatan Siborongborong untuk mendukung dan menghadiri acara tersebut.
Pemerintah maupun Panitia tidak membatasi kehadiran seluruh masyarakat untuk tumpah ruah di tengah jalan, karena untuk kendaraan bermotor, jalan akan ditutup sejak pukul 19.00 WIB sampai dengan pukul 22.00 WIB. Secara khusus kepada pemuda Siborongborong agar tidak menyalakan petasan sebelum pukul 21.00 WIB sampai setidaknya pada saat pemadaman lampu.
Acara ini merupakan kebanggaan kita, Pemerintah Kecamatan, PLN, Polsek Siborongborong dan Panitia menjalankannya secara spontanitas dan murni kegiatan masyarakat tidak menggunakan dana pemerintah, tetapi swadaya masyarakat Siborongborong.
Camat juga menambahkan bahwa pada saat kegiatan 15 Menit Kidung Natal akan ada pengalihan jalan dari pukul 19.00-22.00 WIB. Pengalihan lalu lintas sebagaimana diinformasikan Kapolsek Kecamatan Siborongborong, di antaranya:
- Dari arah Balige menuju Dolok Sanggul dialihkan lewat Jalan Pacuan tembus ke Jalan Tugu.
- Dari arah Balige ke Tarutung dialihkan lewat Jalan Dame tembus ke Jalan Sanif.
- Dari arah Tarutung menuju Dolok Sanggul dialihkan lewat jalan Siswa tembus ke jalan Tugu.
- Dari arah Tarutung menuju Balige dialihkan lewar jalan Sanif ke jalan Dame.
Kepada masyarakat non Kristen, Pak Camat memohon pengertian mereka terhadap pemadaman listrik selama 15 menit ini dan juga pengalihan lalu lintas. Dengan demikian, mereka turut berpartisipasi menjaga toleransi dan saling menghargai dalam keberagaman yang hidup di Siborongborong.
Acara 15 Menit Kidung Natal atau penyalaan lilin/obor Natal merupakan bagian dari rangkaian kegiatan Gerakan Cinta Danau Toba yang telah dilaksanakan sejak tahun 2015 secara serentak di tujuh kabupaten Kawasan Danau Toba (KDT). Ketika itu, Acara menyalakan lilin atau obor dilaksanakan pada puncak Acara Perayaan Natal secara serentak pada 30 Desember 2015. Pada tujuh kabupaten tersebut memang Puncak Acara terlaksana di mana di pinggir Kawasan Danau Toba menyala lilin atau obor Natal.
Khusus Kabupaten Tapanuli Utara merespons Acara Puncak dan Perayaan Natal tersebut dengan melaksanakan Acara 10 Menit Kidung Natal. Setahun kemudian (2016), pada rangkaian kegiatan GCDT 2, Kabupaten Taput, khususnya masyarakat Siborongborong mengharapkan Acara Perayaan Natal tersebut dilaksanakan kembali dengan Acara yang mereka buat 15 Menit Kidung Natal. Demikian penjelasan Jhohannes Marbun, Sekretaris Eksekutif YPDT.
Baca juga: RIBUAN MASYARAKAT SIBORONGBORONG RAYAKAN 15 MENIT KIDUNG NATAL
Jhohannes Marbun melanjutkan bahwa Dalam konteks teologis, Acara 15 Menit Kidung Natal merupakan ucapan syukur kepada Tuhan atas lahirnya Juruselamat manusia, yaitu: Yesus Kristus. Kidung Natal ini merupakan sebuah perenungan melalui kelahiran Yesus Kristus di muka bumi yang ditampilkan pula melalui simbolisasi lilin, yaitu pengorbanan dan pengharapan, sehingga terdorong semangat untuk membangun dan mengembangkan KDT melalui inisiatif masyarakat setempat. Secara sosiologis, kegiatan ini dilakukan dalam rangka mengangkat potensi dan kreasi masyarakat yang diharapkan ke depannya berdampak pada peningkatan ekonomi masyarakat melalui dinamika kegiatan yang ada.
Demikian pula dengan Gerakan Cinta Danau Toba (GCDT). GCDT merupakan aktivitas atau gerakan yang dilakukan dalam rangka membangun kesadaran dan semangat kebersamaan, yaitu: semangat mencintai Danau Toba. Cinta merupakan simbol pengorbanan sekaligus pengharapan. Dengan adanya kecintaan terhadap Kawasan Danau Toba (KDT), maka akan memunculkan semangat rela berkorban dan memiliki pengharapan dengan melakukan aksi kepedulian dan tindakan nyata bagi KDT.
Kepedulian bersama dan tindakan nyata masyarakat terhadap KDT akan mengarahkan seluruh stakeholder untuk mengembalikan Danau Toba sebagai “Tao Nauli, Aek Natio, Mual Hangoluan” serta mewujudkan visi YPDT “Kawasan Danau Toba menjadi Kota Berkat di Atas Bukit”.
“Kota Siborongborong memiliki peran penting akan makin semarak dan ramai karena kota tersebut merupakan pintu gerbang wisata utama ke Kawasan Danau Toba dari berbagai tempat melalui penetapan Bandara Silangit sebagai Bandara Internasional. Kini, Acara 15 Menit Kidung Natal ini menjadi icon Kota Siborongborong dan relevan dengan visi YPDT tersebut,” urai Marbun menjelaskan.
Tahun 2017 merupakan tahun ketiga pelaksanaan GCDT. Tahun pertama, 2015, GCDT dilaksanakan dan dideklarasikan secara serentak pada 27 Desember 2015 di tujuh Kabupaten KDT yang dipandu dari Kota Parapat. Selanjutnya, pada 27-30 Desember 2016, pelaksanaan GCDT kedua diselenggarakan di Silalahi, Paropo, Tongging (Sipartogi) dan sekitarnya. Adapun fokus perhatian GCDT kedua 2016 yaitu mengangkat kembali potensi masyarakat baik potensi seni, budaya, kuliner, lingkungan, sosial dalam hal ini gotong royong, maupun objek pariwisata secara khusus generasi muda Batak (anak-anak, remaja, dan pemuda).
Pembangunan KDT ini perlu disikapi dengan melakukan penguatan-penguatan terhadap masyarakat tanpa harus tercerabut dari lingkungan dan kebudayaannya. Sebaliknya, masyarakat mampu mengelola potensi dan memanfaatkan kreativitas yang dimiliki dan tidak tersingkir dari kancah pembangunan yang telah dicanangkan tersebut. Dengan mengumandangkan selalu semangat GERAKAN CINTA DANAU TOBA, maka diharapkan tumbuh inisiatif terbangunnya kemandirian masyarakat serta terciptanya kerjasama antara masyarakat yang tinggal maupun di luar Kawasan Danau Toba.
Penyelenggaraan GCDT 3 tahun 2017 ini meliputi beberapa kegiatan di antaranya: Pertama, 15 Menit Kidung Natal pada 25 Desember 2017. Kedua, Seminar Parenting Pola Asuh Anak Berbasis Budaya Batak pada 27 Desember 2017 dan kegiatan “Anak Batak Ceria”. Ketiga jelajah wisata Rohani dan Alam di Kab. Tapanuli Utara pada 26 dan 28 Desember 2017.
Acara on air Talk Show di Radio Anugerah 101,9 FM ini dipandu oleh Bona Simbolon. Jangkauan siaran radio tersebut bukan sekadar di Siborongborong dan sekitar, tetapi di 18 Kabupaten Sumatera Utara bahkan dapat menjangkau sampai ke Medan.
Hadir dalam Talk Show tersebut, Edward Tigor Siahaan, Rima Sihombing (Sekretaris Panitia), Pdt. Kacon Nababan, Pdt. Daniel Sitorus Pane, Siasep Manalu, Jhohannes Marbun, Boy Tonggor Siahaan, dan beberapa kru radio. (JM/BTS)