JAKARTA, DanauToba.org — Konsep sukses menurut habatakon juga harus diberikan pemaknaan nilai-nilai kekinian. Konsep keberhasilan di masyarakat Batak diukur dengan 3 indikator: hamoraon (kekayaan), hasangapon (kekuasaan), dan hagabeon (keturunan). Kita secara konsisten harus memberikan makna baru terhadap indikator ini.
Konsep pertama, hamoraon diukur dari seberapa mampu orang Batak memberi. Makin banyak seseorang memberi maka itu tandanya semakin mora (kaya) orang itu. Karena kalau ukurannya banyaknya uang, rumah, tanah, saham, selalu kurang. Buktinya banyak orang yang korupsi bukan dari kalangan yang kekurangan, tetapi dari kalangan yang berlimpah kekayaannya karena masih merasa kekurangan. Sebaliknya banyak masyarakat yang secara ekonomi pas-pasan, namun dengan kemurahannya selalu ingin berbagi dengan orang lain.
Konsep kedua, hasangapon juga tidak selalu sejalan dengan pencapaian posisi di masyarakat. Banyak pejabat pada posisi yang cukup tinggi namun tidak mendapatkan hormat (respek) dari masyarakat. Sebagai contoh, politisi kita saat kurang dihormati di masyarakat. Sebaliknya, banyak juga pimpinan non formal, tanpa jabatan, sangat dihormati di masyarakat. So, you need to earn hasangapon, bukan given by the post.
Konsep ketiga, hagabeon, pada hakekatnya adalah bagaimana kita melanjutkan dan melestarikan kehidupan manusia ke depan. Kalau dahulu konsepnya sangat sempit hanya anak kandung kita yang kita harus asuh, dididik, dijaga kesehatannya, dan dijaga akhlak mereka untuk menjadi penerus kita. Saat ini harus kita memperluas konsep ini. Ini menyangkut kepedulian kepada pelestarian kehidupan yang lebih baik bagi generasi penerus, tidak terbatas pada anak kandung kita. Karena itu, kesadaran akan pelestarian lingkungan, menyiapkan infrastruktur pendidikan dan kesehatan yang memadai, menyiapkan energi ramah lingkungan, membantu yang tidak mampu untuk mendapatkan pendidikan, mencetak pemimpin bertindak adil bagi semua agar mendapatkan kesempatan yang sama dalam karir adalah beberapa contoh konsep hagabeon masa kini untuk masyarakat Batak yang harus kita kembangkan.
Jadi untuk meramu semuanya ini, kita perkenalkan indikator keempat untuk keberhasilan orang Batak, yaitu: haserepon. (Elisa Lumbantoruan)