SILALAHI, DanauToba.org ― “Kita bersyukur YPDT (Yayasan Pencinta Danau Toba) memperhatikan kita dengan membangun kepedulian terhadap kebersihan lingkungan dalam menyambut pariwisata. Ada beberapa kegiatan dilakukan dengan memberdayakan masyarakat,” ungkap Sondang br Sihombing dalam laporan kegiatan Program Bank Sampah Silahisabungan.
Laporan tersebut disampaikan Sondang dalam kegiatan hari pertama Pelatihan Kerajinan Tangan (Craft) dalam usungan tema “Memanfaatkan Sampah dan Potensi Lingkungan di Kecamatan Silahisabungan.” Kegiatan hari pertama pada Jumat (31/8/2018) ini dimulai pukul 9.30 WIB bertempat di Balai Desa Silalahi II, Kec. Silahisabungan.
Sondang selaku Ketua Bank Sampah Silahisabungan juga mengatakan: “Kita bersyukur bahwa Bank Sampah telah terbentuk pada 28 Juli 2018 lalu pada kegiatan Seminar dan Workshop: Pengelolaan Bank Sampah dalam Mendukung Pariwisata Danau Toba.”
“Hari ini, Pelatihan Kerajinan Tangan merupakan kelanjutan dari kegiatan workshop bulan lalu. Ke depan masih ada beberapa kegiatan pelatihan yang harus dilakukan,” ujar Sondang lebih lanjut.
Sebelum masuk pada kegiatan pelatihan, ada beberapa sambutan yang disampaikan. Sambutan dari Buman Pintu Batu (Kepala Desa Silalahi II) selaku Tuan Rumah menyampaikan terimakasih kepada Tuhan yang telah mempertemukan kita melalui kegiatan kita di Silalahi II ini dan terimakasih kepada semua pihak yang hadir di tempat ini di antaranya: Tenaga Pendidik, Siswa, Raja Turpuk, Kepala Desa Silalahi I dan juga Kepala Dusun IV Desa Silalahi III.
“Kegiatan Pelatihan Kerajinan Tangan ini adalah bagian dari kreativitas dan dapat meningkatkan ekonomi. Kami sangat mendukung ekonomi kreatif ini, agar ke depan bisa menambah (atau meningkatkan) perekonomian masyarakat,” tukas Buman Pintu Batu.
Buman menceritakan bahwa dahulu masyarakat sempat khawatir karena memang sudah banyak program dari dulu-dulu itu baik pemerintah, Jendral, Bupati, maupun yang lainnya, hanya sebatas omongan dan tidak lebih dari proyek, tetapi setelahnya tidak berlanjut. Ada semacam kekecewaan terpendam di masyarakat Silalahi.
Namun setelah Kepala Desa Silalahi II memperoleh penjelasan yang benar dari Ibu Ketua Bank Sampah tersebut barulah Bapak Kepala Desa menyadari bahwa konsep yang ditawarkan YPDT lebih mengajak partisipasi masyarakat lokal untuk maju bersama bagi kesejahteraan bersama.
“Ibu Ketua Bank Sampah tadi mengatakan peduli kebersihan. Berarti kita harus ikut serta peduli kebersihan. Jadi mengerjakan ini jangan semata-mata karena ekonomi atau bisnis, tetapi karena kesadaran dari hati nurani. Memang dalam keswadayaan ini harus siap berkorban. Dalam satu kegiatan, kita harus pikirkan bagaimana SDMnya,” pungkas Kepala Desa Silalahi II.
Kepala Desa Silalahi II menyatakan siap mendukung melalui kerjasama dengan Pengurus Bank Sampah dan aparat desa. “Pengurus Bank Sampah harus tetap mendahulukan Desa karena setiap orang akan mempertanyakan perkembangan yang ada ke Kepala Desa. Jadi kita perlu menjalin komunikasi, karena Desa juga sudah menjalin MoU dengan Pemerintah Kabupaten Dairi terkait Lingkungan,” katanya lebih lanjut.
Menurut informasi yang disampaikan Buman Pintu Batu bahwa tahun depan sudah ada TPS3R dibangun, yaitu: tempat pembuatan kompos. Di Desa Silalahi I sudah dibangun, tetapi ke depan Desa Silalahi II dan Silalahi III, maupun desa lain yang berikutnya.
“Kita perlu bersinergi. Ini adalah progran kita bersama untuk kemajuan. Kami sangat mendukung, malah jika bisa kita mengalihkan program lingkungan ke pengurus Bank Sampah,” ujarnya mengakhiri sambutannya.
Sambutan berikutnya disampaikan Anggiat Sihaloho sebagai Kepala Desa Silalahi I. “Terimakasih kepada YPDT dan instansi yang ada. Sebetulnya sampah ini bukan produk baru, tetapi ini produk lama dan ini menjadi program besar di perkotaan. Yang saya ketahui, di Yogyakarta salah satunya yang serius di Indonesia ini. Jadi kalau bisa kita tunjukkanlah dengan berbuat untuk lingkungan kita ini bukan semata karena ekonomi,” kata Anggiat Sihaloho mengawali sambutannya.
“Di Desa Silalahi I sudah ada TPS3R dengan dukungan dari Dirjen Cipta Karya melalui Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Dairi, dan tidak bisa mendaur segala bentuk sampah, tetapi hanya bisa mengolah dan menghasilkan dari sampah organik (rumput). Kami sudah mencobanya bulan lalu. Artinya Kompos yang kami kelola tidak dari semua bahan organik. Kalau bisa kita (Pengurus Bank Sampah dan Desa) bekerjasama untuk bisa mengoperasikan TPS3R tersebut. Itu harapan kami,” lanjut Anggiat.
Anggiat juga menyatakan bahwa desanya sangat peduli terhadap kebersihan karena setiap hari Jumat mereka melakukan giat bersih. “Jadi yang pasti kami sangat mendukung Bank Sampah. Kebersihan adalah salah satu persyaratan di dunia pariwisata. Tidak mungkin wisatawan berkunjung kalau kotor. Jadi kami pemerintah desa sangat mendukung,” ungkapnya di akhir sambutannya.
Sambutan terakhir dari Jhohannes Marbun selaku Sekretaris Eksekutif YPDT. “Saya mewakili Pengurus YPDT menyampaikan salam dan rasa terimakasih kepada semua yang hadir. Hadir di tengah-tengah kita Bapak Kepala Desa Silalahi I, Silalahi II, Kepada Dusun IV Silalahi III, Raja Turpuk yang lagi di perjalanan, Pengurus Bank Sampah Silahisabungan, dan para peserta pelatihan Kerajinan Tangan,” katanya.
“Kegiatan ini berlangsung dari hari ini sampai besok. Sebagaimana disampaikan Bapak Kades Silalahi II bahwa perlu dibangun sinergi dan komunikasi antara Pengurus Bank Sampah dan aparat Desa. Kehadiran YPDT bukan sekadar melihat program Bank Sampah ini, tetapi lebih dari itu bagaimana YPDT mendorong, memberdayakan, dan melengkapi masyarakat Silalahi, khususnya SDMnya. Karena itulah, kami akan memberikan pelatihan yang menjawab kebutuhan masyarkat,” ungkap Jhohannes Marbun.
Selesai penyampaian sambutan, acara dilanjutkan diskusi menyoal tanah dan keberlanjutan Bank Sampah Silahisabungan yang dikerjakan bersama-sama dengan melibatkan Pengurus Bank Sampah, pemerintah-pemerintah setempat, Raja Turpuk, dan masyarakat.
Kegiatan pelatihannya itu sendiri baru dapat terlaksana pada pukul 11.30 WIB. Kegiatan dihadiri 50 orang dari berbagai kelompok usia dan profesi seperti: guru, siswa sekolah, pengrajin, tukang ukir, petani, nelayan, karang taruna, penenun ulos, pedagang, pegawai desa dan puskesmas.
Selain itu hadir Anggiat Sihaloho (Kepala Desa Silalahi I), Buman Pintu Batu (Kepala Desa Silalahi II), Jenrico Sinambela (Kepala Dusun IV Desa Silalahi III), Raja Turpuk, Sondang br Sihombing (Ketua Bank Sampah Silahisabungan), Pendeta Diana br Purba (yang membuka acara dengan doa), Risma Weidda br Siregar (MC), para Pengurus Bank Sampah Silahisabungan, YPDT Perwakilan, dan Jhohannes Marbun (SE YPDT).
Program Bank Sampah Silahisabungan ini adalah kerjasama antara YPDT dan Kedutaan Besar Selandia Baru. Pengurus YPDT memiliki “Program Pengembangan Kapasitas Masyarakat Silalahi dalam Pengelolaan dan Daur Ulang Sampah” di wilayah Desa Silalahi dan Paropo, Kecamatan Silahisabungan. Program ini sudah diawali dengan melakukan kegiatan Seminar dan Workshop “Pengelolaan Bank Sampah dalam Mendukung Pariwisata Danau Toba” pada 27-28 Juli 2018 lalu.
Pewarta: Boy Tonggor Siahaan