JAKARTA, DanauToba.org — “Ada kenangan tersendiri bersama Alm. Mayjen TNI (Purn.) R.K. Sembiring Meliala dalam aktivitas YPDT,” ungkap Andaru Satnyoto (Sekum YPDT). Perjumpaan kami secara intensif dengan Alm. Mayjen TNI Purn. Sembiring Meliala, terutama setelah kami terlibat aktif dalam pendirian dan kepengurusan Yayasan Perhimpunan Pencinta Danau Toba (YPPDT) – (yang kemudian menyesuaikan aturan UU Yayasan 2001, maka pada tahun 2011, berubah menjadi YPDT).
Pada awal 1995, atas dukungan Menteri Lingkungan Hidup saat itu, Ir. Sarwono Kusumaatmaja dan Prof.Dr. Midian Sirait mendorong pendirian YPDT dengan melibatkan seluruh tokoh-tokoh kawasan Sumatera Utara terutama di Jabodetabek dari unsur Karo, Simalungun, Angkola, Toba, Melayu, dan Mandailing.
Alm. Mayjen R.K. Sembiring Meliala bersama Drs Inget Sembiring dan kemudian Alm. Kontan P. Bangun ikut aktif memroses, mendekati, dan mengupayakan pendirian YPDT dan mendorong berbagai rekan khususnya dari tokoh-tokoh Karo untuk terlibat. Saat itu memang beliau sudah menjalani masa pensiun dinas militer, khususnya dari penugasan sebagai sebagai anggota DPR unsur ABRI / Fraksi ABRI. Pada masa itu beliau aktif menjadi nara sumber berbagai pertemuan politik sosial dan keagamaan melalui peran sertanya di Akademi Leimena – PGI/Pesekutuan Gereja-gereja di Indonesia.
Alm. Mayjen TNI RK Sembiring, sangat dikenal di media massa waktu itu karena sikap kritisnya terhadap rezim Suharto, dan sikap hidupnya yang sederhana dan disiplin sebagai seorang prajurit TNI. Pembawaannya yang riang dan simpel menjadi mudah diterima dalam berbagai kalangan sipil, dan bahkan waktu itu juga dalam pergerakan sipil yang mengkritik Pemerintahan Orde Baru.
Alm. Mayjen TNI Purn RK. Sembiring Meliala, juga sependapat dalam perhatian terhadap lingkungan, sehingga ikut aktif dalam proses pendirian YPDT, karena beliau menginginkan Kawasan Danau Toba menjadi kembali indah dan bersih, menjadi kawasan yang dirindukan sebagaimana dia mengenal pada masa kecilnya di Tanah Karo. Kadang kala dia bercerita betapa “iri” dirinya dengan danau-danau di Jerman dan Swiss seperti Danau Bodensee, yang secara ukuran jauh lebih kecil dari Danau Toba, tetapi begitu bersih dan terpelihara dan jadi magnet kunjungan wisata. Oleh karena itu dia sangat mendukung usaha-usaha pelestarian Danau Toba dan lingkungannya.
[Rich_Web_Slider id=”17″]
Sejak 1995, selain sebagai anggota pendiri, beliau juga menjadi salah satu Wakil Ketua. Beliau aktif ikut terjun dalam sosialisasi pentingnya lingkungan di Danau Toba dan ikut aktif dan menjadi narasumber dalam pertemuan dengan Pramuka Kawasan Danau Toba, dengan tokoh-tokoh adat masyarakat dan kepala-kepala desa dan sebagainya. Selama aktif di YPDT sudah banyak kontribusinya bagi pelestarian Danau Toba. Dari keaktifannya itu secara ringkas sbb:
- Tahun 1995 : Anggota Dewan Pendiri
- 1995 – 1998 : Wakil Ketua Badan Pelaksana YPPDT.
- 1998 – 2001 : Ketua Badan Pelaksana YPPDT
- 2001 – 2005/2005-2010 : Anggota Dewan Pembina YPPDT
- 2010 – 2014 : Wakil Ketua Pengawas (Kemudian menjalankan tugas sebagai Ketua Pengawas YPDT karena Ketua pengawas Sarman Damanik, SH, meninggal dunia (2010).
- 2014 – 2019 : Ketua Dewan Pengawas YPDT.
(Penuturan kembali oleh Andaru Satnyoto, Sekretaris Umum YPDT Periode 2014-2019)