JAKARTA ─ Kepedulian dunia usaha terhadap pelestarian lingkungan hidup adalah peran yang signifikan dan perlu kita dukung. Cukup banyak perusahaan mengeksploitasi sumberdaya alam dan meninggalkan masalah lingkungan hidup. Masih adakah perusahaan yang memberi perhatian terhadap lingkungan hidup?
Tentu saja ada, meskipun secara kuantitas masih sedikit. Salah satu perusahaan yang masih peduli terhadap lingkungan hidup adalah Hotel Lumire, Jakarta Pusat.
Lumire melihat Danau Toba memiliki daya pesona luarbiasa bagi pariwisata Indonesia. Namun, karena Danau Toba saat ini sudah tercemar, maka Lumire membuat acara (event) dengan tema: Tona ni Tao (Pesan dari Danau Toba). Seolah-olah acara tersebut hendak menyampaikan pesan dari Danau Toba karena ia makin “menderita” dengan kondisi pencemaran yang masih terus terjadi.
Baca juga:
Acara Tona ni Tao pada Jumat (8/9/2017) lalu telah berlalu. “Di awal kami sempat ragu bahwa apakah acaranya laku dan menarik? Ternyata sangat surprise (mengejutkan),” ungkap Ramson Ambarita (Food and Beverage Manager Hotel Lumire). Dalam dua minggu dibuka, baru 4 meja yang laku. Padahal masih banyak meja yang belum terjual dan waktu tinggal beberapa minggu lagi.
Kita bersyukur acara Tona ni Tao dapat berjalan sukses dan cukup banyak respons positif terhadap acara tersebut. “Kapan lagi bikin acara seperti ini? Kabari saya ya,” ujar Ambarita ketika menerima respons dari mereka yang mengikuti acara tersebut.
Edward F. Tahalele sebagai General Manager Hotel Lumire merasa puas dengan acara Tona ni Tao. Ia berharap ke depannya dapat bekerjasama dengan Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) dan merasa yakin bahwa donasi yang diberikan Lumire pasti dikelola dengan baik oleh YPDT untuk pelestarian Danau Toba. “Ke depan, kita masih memiliki banyak peluang yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kerjasama antara Lumire dan YPDT,” tutur Tahalele.
Kepada Maruap Siahaan (Ketua Umum YPDT) dan Andaru Satnyoto (Sekretaris Umum YPDT), pihak manajer Lumire menyampaikan agar YPDT jangan melihat berapa jumlah donasinya, tetapi lihatlah passion dari orang-orang Batak yang hadir mengikuti acara tersebut. Mereka berkontribusi untuk pelestarian Danau Toba.
Di sela-sela percakapan yang hangat di antara kedua belah pihak, Ambarita sempat tercetus ide akan membuat semacam Festival Kuliner dengan mengundang Chef terkenal, misalnya diselenggarakan di Tuktuk atau Tomok, Samosir.
“Kita perlu mengumpulkan para chef dari hotel-hotel yang ada di Tuktuk atau Tomok. Nanti ada yang mengorganisir bagaimana layanannya, kreativitasnya, dan teknisnya. Saya yakin pasti bakal banyak yang mendukung dari pihak sponsor kalau kita menampilkan seorang chef terkenal,” jelas Ambarita.
Lebih lanjut Ambarita mengatakan bahwa kami siap bekerjasama dengan YPDT, khususnya kegiatan yang terkait pariwisata. “Hanya itu bidang pariwisata yang mampu kami lakukan,” ujarnya.
Terhadap ide yang disampaikan Ambarita, Andaru Satnyoto menyatakan sangat tertarik dan YPDT sedang mengupayakan peningkatan pariwisata di Kawasan Danau Toba (KDT) dalam beberapa tahun terakhir ini. Kami memiliki kegiatan Gerakan Cinta Danau Toba (GCDT) yang telah berjalan dua kali dalam dua tahun ini dan sedang mengupayakan program Pariwisata Berkelanjutan Berbasis Masyarakat. “Saya rasa ide Pak Ambarita dapat sama-sama kita laksanakan pada pertengahan tahun depan,” demikian tanggapan Sekum YPDT.
Percakapan kedua pihak diakhiri dengan penyerahan donasi. Hasil dari acara Tona ni Tao, Lumire memberikan 10% dari penjualan tiket untuk pelestarian Danau Toba. Donasi sebesar Rp8.309.900 (delapan juta tiga ratus sembilan puluh ribu sembilan ratus) diserahkan secara langsung oleh Edward F. Tahalele mewakili Lumire kepada Maruap Siahaan mewakili YPDT.
Pihak Lumire yang hadir dalam pertemuan tersebut adalah Edward F. Tahalele, Ramson Ambarita, Syanice Aprillia, Diana Christina, dan Lisna. Sementara dari pihak YPDT hadir Maruap Siahaan, Andaru Satnyoto, Jhohannes Marbun, Boy Tonggor Siahaan, dan Hank van Apeldoorn (relawan AVI yang mendampingi YPDT mengembangkan program Pariwisata Berkelanjutan Berbasis Masyarakat). Pertemuan kedua pihak berlangsung pada Jumat (29/9/2017) di Lumire Hotel and Convention Center, Senen, Jakarta Pusat. (Boy Tonggor Siahaan)