JAKARTA, DanauToba.org — Sebagaimana kita ketahui mantan Menteri Koordinator Maritim dan Sumberdaya, Dr. Rizal Ramli, sangat berperan dalam menetapkan Danau Toba sebagai salah satu dari 10 besar destinasi wisata di Indonesia. Ramli pun berperan mendukung terbitnya Peraturan Presiden (PerPres) No. 49 Tahun 2016 tentang Badan Otorita Pengelolaan Kawasan Pariwisata Danau Toba (BOPKPDT) pada Kamis (1/6/2016).
Sebagai ungkapan terimakasih YPDT kepada Dr. Rizal Ramli, pada Kamis (4/8/2016), para Pengurus, Pembina, dan Pengawas YPDT datang mengunjungi tempat kediamannya di Tebet, Jakarta Selatan. Pertemuan persahabatan ini diawali sepatah kata dari Inget Sembiring (Ketua Pembina YPDT). Inget Sembiring menyampaikan maksud kedatangan YPDT ini kepada Dr. Rizal Ramli.
Dalam kesempatan itu mewakili YPDT, Maruap Siahaan (Ketua Umum) menyampaikan salam dan ucapan terimakasih kepada Ramli karena kesungguhannya memberi perhatian yang sangat besar pada Danau Toba dan memperjuangkan agar Danau Toba menjadi salah satu destinasi wisata yang penting bagi Indonesia.
Payaman Simanjuntak (Wakil Ketua Pembina YPDT) menambahkan pernyataan Ketum bahwa Danau Toba dahulu kurang diperhitungkan sebagai destinasi utama wisata di Indonesia. Sekarang ini Pemerintah di bawah kepemimpinan Presiden Joko Widodo (Jokowi), Danau Toba ditetapkan sebagai destinasi utama pariwisata Indonesia. Ini memberi dampak positif luar biasa seperti bola salju. Meskipun Bapak Rizal Ramli tidak lagi di dalam Kabinet Jokowi dan akan dilanjutkan oleh Luhut B. Panjaitan sebagai Menko Maritim dan Sumberdaya, tetapi komitmen kuat pemerintah untuk peningkatan pariwisata di Kawasan Danau Toba (KDT) tidak memupuskan harapan kami.
Kita patut bersyukur atas komitmen yang kuat dari pemerintah kita untuk mengembangkan kawasan Danau Toba menjadi kawasan pariwisata dunia. Namun, menurut Haposan Silalahi untuk mendukung komitmen kuat tersebut, rakyat di kawasan sana harus dibangun hati nuraninya dengan sungguh-sungguh untuk membangun Danau Toba sebagai destinasi utama wisata. Kalau rakyat terbangun, maka rakyat di KDT akan diuntungkan, baik jangka pendek maupun jangka panjang. “Semoga gebrakan yang dilakukan Pak Rizal Ramli dapat diterapkan dan kami berterimakasih untuk gebrakan bapak”, kata Haposan Silalahi.
Deka Saragih, sebagai pengacara muda yang tergabung dalam Tim Litigasi YPDT menyampaikan bahwa lingkungan Danau Toba yang tercemar membutuhkan perlindungan payung hukum yang kuat agar Danau Toba tetap lestari seperti sediakala.
Menanggapi berbagai apresiasi di atas, Rizal Ramli menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada YPDT. Menurut Ramli bahwa KDT akan menjadi destinasi wisata nomor 2 dalam waktu kurang dari 10 tahun ke depan. Danau Toba memiliki segalanya, yaitu: keindahan alam, fenomena kisah di balik terbentuknya Danau Toba karena ledakan supervolcano Gunung Toba, dan kultur (budaya) masyarakat setempat.
Ramli menyampaikan bahwa yang pertama, pengembangan pariwisata Danau Toba akan membawa dampak yang positif bagi pengembangan tempat-tempat wisata lain, seperti Sibolga dan Nias. Ini ibarat kiasan angsa terbang, yaitu: dengan mengembangkan satu wilayah, maka akan berdampak positif bagi wilayah lain.
Yang kedua, rancangan strategis. Ini sudah dilaksanakan dengan membangun Bandara Udara Silangit dan infrastruktur lain.
Yang ketiga, membentuk Badan Otorita. Ini pun sudah dilaksanakan dengan terbitnya PerPres No. 49 Tahun 2016 tentang BOPKPDT.
Yang keempat, bicara uang (anggarannya). Anggaran akan difokuskan pada pembangunan infrastruktur bukan untuk studi-studi tertentu yang biasanya dilakukan. Untuk 10 destinasi wisata Indonesia, pemerintah telah menganggarkan US$3,8 Milyar. Bantuan anggaran sebesar itu akan diperoleh dari Bank Dunia (World Bank), Asia Development Bank (ADB), dan beberapa lembaga fund internasional lainnya.
Ramli merasa yakin bahwa apa yang sudah ia persiapkan sebelumnya untuk pengembangan pariwisata di Danau Toba pasti akan ditindaklanjuti oleh pengganti, Luhut B. Panjaitan. “Bahkan Luhut B. Panjaitan sendiri merasa berterimakasih sama saya,” kata Ramli.
Robert Paruhum Siahaan (Koordinator Tim Litigasi YPDT) menyampaikan bahwa Tim Litigasi yang dibentuk YPDT akan melakukan gugatan hukum kepada oknum yang merusak lingkungan Danau Toba. Sebagian air di Danau Toba sudah diracuni dengan praktek bisnis peternakan ikan dalam keramba jaring apung (KJA). Terbukti banyak ribuan ton ikan mati dalam KJA, sehingga mencemari kejernihan air Danau Toba.
Pernyataan tegas Rizal Ramli menyoal KJA tersebut harus disingkirkan dari Danau Toba menggambarkan keseriusan pemerintah mengatasi pencemaran lingkungan di Danau Toba. Penegasan Danau Toba tanpa keramba ditanggapi positif oleh masyarakat. Semoga saja bangkit kesadaran masyarakat untuk menindaklanjutinya.
Harapan pemerintah pusat kepada 7 kabupaten di sekitar KDT segera membersihkan Danau Toba dari KJA-KJA sebelum pelaksanaan Perayaan Natal Nasional Tahun 2016 di Danau Toba.
Percakapan lain yang makin hangat ini antara Rizal Ramli dan YPDT adalah tentang habatakon (kebatakan). Jerry R.H. Sirait mengangkat percakapan ini dengan menyampaikan terimakasih kepada Pemerintah dengan tetap memperhatikan budaya setempat (habatakon) pada Pasal 17 PerPres No. 49 Tahun 2016 tentang BOPKPDT.
Sirait juga menyampaikan kritik tentang Monaco of Asia yang sempat keceplosan oleh Rizal Ramli di waktu lalu. Menurut Sirait, “Bukan Monaco of Asia, tetapi Kota Berkat di Atas Bukit (yang merupakan visi YPDT).”
Pertemuan kedua belah pihak diakhiri dengan pemberian dan pemakaian ulos kepada Rizal Ramli oleh Pembina YPDT. YPDT mengulosi (mangulosi) Rizal Ramli karena passionnya pada Danau Toba dan telah menjadi Sahabat Danau Toba, sebagaimana tertulis pada ulos tersebut. (BTS)