
SILALAHI, DanauToba.org — “Danau Toba tidak akan berubah kalau manusianya tidak bisa diubah,” ungkap Pastor M. Monang Sijabat dalam inti khotbah yang disampaikannya pada Acara Pembukaan Gerakan Cinta Danau Toba (GCDT) II 2016 di Lapangan HKBP Silalahi, Kecamatan Silahi Sabungan, Sumatera Utara, Selasa (27/12/2016).

Apa yang disampaikan Pastor dari Paroki Sumbul ini merupakan solusi dari seluruh masalah yang menyangkut Danau Toba dan kawasannya. Katakanlah masalah pencemaran air Danau Toba akibat pengelolaan Keramba Jaring Apung yang kurang mengantisipasi dampak pencemaran lingkungan. Di sekitar Danau Toba banyak berserakan sampah-sampah anorganik yang tidak terurai oleh tanah. Belum lagi masalah penebangan hutan dan pembakaran hutan yang menyebabkan hutan di sepanjang Kawasan Danau Toba (KDT) terancam rusak dan tidak mampu menjadi sumber penyerapan air hujan di lereng-lereng gunung KDT. Bila kita daftarkan satu per satu, maka kita akan melihat betapa rusaknya Kawasan Danau Toba yang dahulu menjadi kebanggaan kita.
Seperti yang disampaikan pastor tersebut, perilaku manusialah yang perlu diubah secara radikal. Perilaku tersebut antara lain: membuang sampah sembarang, membuang limbah beracun ke Danau Toba, membabat dan membakar hutan secara serampangan, mengeruk tanah di bukit-bukit gunung, dan menimbun tanah di bibir pantai Danau Toba.
Pastor dari ordo Carmel ini mengatakan bahwa sangat sayang perilaku masyarakat di KDT belum banyak mau diubah dari perilaku buruk tersebut. Namun pastor masih memberi harapan agar kita jangan pernah menyerah meskipun masih sedikit yang dapat kita perbuat. Salah satunya adalah apa yang sedang kita lihat saat ini, sebuah gerakan masif. Gerakan masif ini dinamakan Gerakan Cinta Danau Toba (GCDT) yang diinisiasi Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT). YPDT pertama kali menyelenggarakan GCDT sejak 27-30 Desember 2015. GCDT tahun ini adalah kali kedua pada tanggal yang sama, yaitu 27-30 Desember 2016.
Hari pertama GCDT II 2016 dibuka dengan Ibadah Pembukaan. Tema khotbah adalah “Hari ini telah lahir bagimu Juruselamat, yaitu: Kristus, Tuhan di kota Daud (Luk. 2:11).” Melalui kelahiran Yesus Kristus, Pastor Sijabat berharap kita semua dapat berubah untuk memulihkan KDT. Melalui GCDT II 2016 semoga makin menyadarkan masyarakat KDT berubah perilakunya untuk memperbaiki KDT.
Karena itu, motto GCDT II 2016 ini: “Bangkit, Bersatu, dan Bergerak Menjadi Berkat” dapat menyemangati kita. Juga, dengan subtema: “Meneguhkan Komitmen Kepedulian pada Lingkungan, Kemanusiaan, dan Peradaban di Kawasan Danau Toba,” mendorong kita untuk berubah, khususnya masyarakat KDT. (BTS)