JAKARTA, DanauToba.org — Sejak meletusnya Gunung Toba sekitar 75.000 tahun lalu, sepertiga belahan bumi mengalami kehancuran, kerusakan, dan kematian. Kehancuran dan kerusakan alam serta kematian makhluk hidup (manusia, hewan/binatang, dan tumbuh-tumbuhan) tidak ada yang dapat menghindarinya. Permukaan bumi banyak mengalami perubahan, terutama di sekitar letusan tersebut.
Meskipun ada kehancuran, kerusakan, dan kematian tersebut, ada juga tercipta fenomena baru. Muncul kehidupan baru dan alam baru berubah menjadi keindahan alam. Kubangan raksasa terbentuk yang menampung curahan hujan selama ratusan tahun, sehingga terbentuklah Kaldera Toba atau lebih dikenal sebagai Danau Toba.
Larva dingin dari letusan Gunung Toba menjadi tanah yang subur. Air hujan yang terperangkap dalam kubangan raksasa dimurnikan melalui proses alam mahadahsyat. Air itu jernih dan bersih, sehingga makhluk hidup baru yang mendiami kawasan tersebut menikmati kehidupan dan kesejahteraan karena segala sesuatunya tersedia secara melimpah. Itulah gambaran Kawasan Danau Toba (KDT) ratusan bahkan ribuan tahun yang lalu.
Orang Batak patut bersyukur karena Tuhan telah menganugerahkan KDT sebagai tanah yang didiami. Ratusan tahun orang Batak menikmati kelimpahan sumber daya alam yang luarbiasa. Belum lagi mereka dapat menikmati keindahan alam yang tiada taranya. Karena itulah mereka bersemboyan: Tao Toba na uli, aek na tio, mual hangoluan (Danau Toba yang sungguh indah, airnya sungguh jernih dan bersih, dan menjadi sumber air kehidupan).
Bagaimanakah kondisi KDT sekarang ini? Sungguh bertolak belakang. KDT keindahannya menjadi tersembunyi karena manusia merusak alamnya dan airnya, yaitu: Pencemaran air Danau Toba, kerusakan hutan, dan kerusakan tanah. Selain kerusakan-kerusakan tersebut, ada lagi kerusakan yang lain seperti kemerosotan moral, negasi terhadap nilai-nilai luhur dalam Budaya Batak dan kearifan lokal para leluhur. Semuanya ini mengindikasikan menuju kehancuran dan kematian alam dan makhluk hidup yang berada di KDT.
Apakah kita tinggal diam dan membiarkannya saja? TIDAK! Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) berada di garda terdepan mengawal agar kehancuran dan kematian tersebut tidak bakal terjadi. Karena itu, YPDT berteriak: “DANAU TOBA MEMANGGILMU!”
Danau Toba memanggil Saudara untuk bersama-sama kita mengupayakan dan mengusahakan agar ada perbaikan KDT kembali asri dan lestari. Sekecil apapun kontribusi Saudara jika kita gabungkan dan satukan bersama-sama dapat menjadi dampak yang dahsyat bagi KDT.
Dalam pergantian kepengurusan organisasi, Tim Formatur Kepengurusan YPDT telah mempersiapkan rencana rekrutmen Pengurus YPDT Periode 2021-2026. Beberapa persyaratan menjadi Pengurus antara lain:
Persyaratan Umum
- Memiliki semangat dan visi untuk membangun, mengembangkan dan memajukan KDT, sehingga dapat memberi manfaat kepada seluruh masyarakat di KDT dan Bangsa Indonesia.
- Memiliki panggilan moral yang jujur untuk mengembalikan dan mempertahankan kualitas ekosistem KDT yang sehat, bersih, dan bernilai, sehingga dapat memberi manfaat kepada kehidupan semua makhluk hidup yang ada di lingkungan KDT secara mapan dan berkelanjutan.
- Siap menjadi agen tranformasi perubahan semua aspek di KDT yang sesuai dengan visi dan misi YPDT.
- Bersedia merealisasikan misi YPDT dalam kerangka mewujudnyatakan visi YPDT baik secara personal maupun dalam kebersamaan sebagai team work.
Persyaratan Teknis (Kapabilitas)
- Memiliki cara berpikir yang visioner dan transformatif mewujudkan Kota Berkat di Atas Bukit.
- Memiliki kemampuan leadership dan pemanfaatan teknologi digital dalam mmimpin organisasi, unit, dan team.
- Memiliki kemampuan managerial dan pemanfaatan teknologi digital dalam mengelola kegiatan organisasi, unit, dan team, baik untuk administrasi, komunikasi, dan transfer pengetahuan.
- Dalam bekerja memegang prinsip agile (lincah) dan tidak terpaku brokrasi dan hirarki, namun harus patuh pada aturan dan kebijakan organisasi.
- Memiliki kemampuan berkreasi dan mencipta hal baru baik memperbaiki apa yang sudah ada saat ini di YPDT maupun menciptakan hal baru yang lebih bernilai kepada YPDT dan komunitas di KDT.
Struktur Kepengurusan YPDT Periode 2021-2026 sebagai berikut:
- Ketua Umum
– Ketua I (Urusan Internal)
– Ketua II (Urusan Eksternal) - Sekretaris
- Bendahara
- Departemen: (Ketua dan 5 anggota)
– Pelestarian Lingkungan Hidup dan Limnologi (mencakup pelestarian flora dan fauna, serta air Danau Toba dan Kawasannya (Lake Toba Watershed Management)).
– Pengembangan kawasan Pariwisata, dan Ekonomi Kreatif.
– Pemberdayaan dan Pengembangan Potensi Masyarakat.
– Pendidikan, Budaya, dan Riset.
– Hukum dan Agraria.
– Hubungan dan Kerjasama Antarlembaga.
– Kewirausahaan dan Pengembangan Ekonomi YPDT.
Visi YPDT: Menjadikan Kawasan Danau Toba sebagai Kota Berkat di Atas Bukit.
Jika Saudara terpanggil, kami persilahkan mendaftarkan diri pada link berikut ini:
https://forms.gle/SBpi3qqFwLGhRogNA
Tim Formatur Kepengurusan YPDT:
Ir. Mardi F. N. Sinaga, MBA (Ketua)
Boy Tonggor Siahaan (Humas)