DanauToba.org — Dewan Pimpinan Nasional (DPN) BATAK CENTER menggelar acara Hari Ulang Tahun (HUT) ke-5 dengan mengundang setiap pendiri BATAK CENTER, simpatisan dan fungsionaris BATAK CENTER, dan tamu undangan. Acara tersebut berlangsung di kantor Sekretariat BATAK CENTER di Jalan Tanah Abang II No. 41, Jakarta Pusat, pada Senin (4/9/2023).
Kelahiran BATAK CENTER itu sendiri sebenarnya jatuh pada 18 Agustus 2018. Namun karena ada halangan tertentu, pihak panitia HUT baru dapat melaksanakan acara HUT tersebut pada Senin (4/9/2023) dan sekaligus merayakan HUT ke-78 RI.
BATAK CENTER sebagai lembaga pusat habatakon berproyeksi menjadi sentral Batak di seluruh dunia. Tiga lembaga penggagas yang mendirikan BATAK CENTER adalah YPDT (Yayasan Pencinta Danau Toba), FPBP (Forum Peduli Bona Pasogit), dan FBBI (Forum Bangso Batak Indonesia). Selanjutnya, gagasan tersebut mendapat respons ratusan tokoh masyarakat Batak (puak Angkola-Mandailing, Karo, Pakpak, Simalungun, Toba) dan orang-orang Batak yang terserak dari berbagai wilayah. Inilah Batak Raya.
Visi dan Misi BATAK CENTER
Dalam Anggaran Dasarnya, BATAK CENTER sudah menetapkan visi dan misinya. Berikut ini visi dan misi BATAK CENTER:
Visi: Terwujudnya masyarakat Batak Raya, yang mampu melestarikan dan mengembangkan budaya dan peradaban Batak yang modern, demi kemajuan dan martabat suku Batak sebagai bagian integral dari bangsa Indonesia dan masyarakat dunia.
Misi:
- Menggali dan mengaktualisasikan nilai-nilai luhur habatakon sebagai unsur nilai-nilai luhur Pancasila dan diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
- Menghimpun, melestarikan dan mengembangkan hasil karya, warisan budaya Batak maupun lingkungan hidup sebagai sarana edukasi dan penguatan jatidiri bangsa.
- Meningkatkan pengetahuan dan apresiasi budaya Batak serta merayakan warisan Batak melalui program, pelayanan, dan sumber daya yang dimiliki.
- Memberdayakan masyarakat dan memajukan kebudayaan Batak yang beriman, bermoral dan cerdas serta inspiratif, kreatif dan inovatif di tengah-tengah peradaban dunia, sehingga berkontribusi lebih baik untuk kesejahteraan masyarakat, bangsa, dan negara.
Sambutan Ketum BATAK CENTER
Ketua Umum (Ketum) DPN BATAK CENTER Ir. Sintong M. Tampubolon dalam sambutan menyampaikan ucapan syukur ke Tuhan yang sudah menyertai perjalanan BATAK CENTER selama 5 tahun ini. Demikian pula Ketum tidak lupa menyampaikan terima kasih atas kehadiran para pendiri BATAK CENTER, Panitia, Fungsionaris, dan Simpatisan yang tidak dapat kami sebutkan satu per satu karena ada sekitar 50 orang lebih hadir dalam acara ini.
Selanjutnya Tampubolon menyampaikan beberapa kegiatan yang dilaksanakan BATAK CENTER selama 5 (lima) tahun terakhir ini, antara lain:
- Ulos Fest 2019 BATAK CENTER
Ulos Fest 2019 BATAK CENTER dapat dibilang sebagai ajang terbesar yang pernah dilakukan BATAK CENTER selama 5 tahun terakhir ini. Acara tersebut berlangsung pada November 2019 di Museum Nasional, Jakarta Pusat. Antusias orang-orang Batak atas ajang ini luar biasa. Mereka terpesona dan terkagum-kagum bahwa warisan budaya Batak memang layak disejajarkan dengan warisan dunia lainnya. Karena itu, BATAK CENTER berlanjut mengupayakan agar mampu mengantarkan ulos sebagai warisan dunia tak benda yang kemudian sudah diajukan Pemerintah RI ke UNESCO dengan nomenklatur ‘Budaya Tenun Nusantara’. Kita sementara menunggu keputusan UNESCO.
Pada saat proses pengajuan ke UNESCO, BATAK CENTER berperan aktif dan penting sebagai Tim Perumus dan Pengisi Dossier mewakili Pemerintah RI c.q. Kemendikbudristek RI mengacu pada Surat Keputusan dan penugasan Gubernur Sumatera Utara. Salah-satu rekomendasi Ulos Fest 2019 yang menjadi PR (pekerjaan rumah) BATAK CENTER adalah mendirikan Museum Ulos di Kawasan Danau Toba atau Jabodetabek.
- Upacara Hari Raya Sipahalima
BATAK CENTER turut berpartisipasi dalam menghadiri Upacara Hari Raya Sipahalima. Komunitas umat Parmalim Bale Pasogit Huta Halasan (kepercayaan kepada Sang Khalik) menyelenggarakan acara tersebut di Sionggang, Kecamatan Lumban Julu, Kabupaten Toba, Sumatera Utara, pada 12-14 Juli 2019.
- Lomba Lagu Batak Terpopuler versi BATAK CENTER
Ajang lomba ini untuk mengetahui lagu-lagu Batak apa saja yang terpopuler di masyarakat. Lomba ini berlangsung secara online voting di mana audien memilih 5 lagu yang menurutnya enak di telinga. Voting mulai pada 1 Mei hingga 31 Oktober 2021. Kegiatan ini mengajak para pencipta lagu Batak dari berbagai puak dan cukup banyak warganet (netizen) berpartisipasi.
- Bulan Kebudayaan Batak dan Pra-Kongres I Kebudayaan Batak Toba
BATAK CENTER bersama dengan Panitia Kongres Budaya Batak dari Medan menyelenggarakan Bulan Kebudayaan Batak dan Pra-Kongres I Kebudayaan Batak Toba. Acara berlangsung di Gedung Sapta Pesona, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif RI, Jakarta Pusat, pada September 2022. Acara diisi dengan berbagai kegiatan seperti seminar, diskusi publik, FGD, dan pertunjukan seni budaya Batak.
- Diskusi-Diskusi Strategis
Diskusi-Diskusi strategis ini dalam rangka memperingati hari-hari besar nasional. Acara dikemas dalam bentuk webinar pada 2020-2021 dengan berbagai fokus utama, antara lain: “Keluarga sebagai Lembaga Pendidikan Pertama dan Utama dalam Menyiapkan Generasi Muda Batak Raya yang Unggul”, “Habatakon, Keindonesiaan, dan Peradaban Mondial”, “Heroisme Bangso Batak dalam Perjuangan Bangsa Indonesia”, “Peran Perempuan dalam Menjaga Nilai Budaya dan Karakter Bangsa”.
Pada 2022-2023 kembali BATAK CENTER mengemas beberapa kegiatan berupa diskusi dan lain-lain dalam rangka Hari Ulos Nasional, Hari Pahlawan Nasional, Hari Kebangkitan Nasional, Hari Pendidikan Nasional, dan Hari Sumpah Pemuda.
- Dukungan dan Penghargaan Kepada Generasi Muda Batak
Dalam menghargai prestasi tinggi generasi muda Batak, BATAK CENTER juga memberikan dukungan dan penghargaan kepada peserta didik maupun orang Batak berprestasi. Mereka adalah peserta didik SMP Negeri Narumonda dan SMP Negeri Lumban Julu atas prestasi nasional yang dicapainya. - Perangko Hari Raya Imlek dan Post Card Wisata Danau Toba
BATAK CENTER bekerjasama dengan Digirama pimpinan Richard Tan menerbitkan Perangko Hari Raya Imlek dan Post Card Wisata Danau Toba pada 2022. - Buku Tokoh Pejuang dan Tokoh Berpengaruh Batak
BATAK CENTER masih dalam proses akan menerbitkan buku kenangan tentang Tokoh Pejuang dan Tokoh Berpengaruh asal Batak. Dengan terbitnya buku ini, BATAK CENTER berharap para tokoh tersebut kelak dapat menerima anugerah Pahlawan Nasional dari Negara. - F1H20 Power Boat
Sekitar awal Februari 2023 lalu, Pemerintah menyelenggarakan acara lomba perahu super cepat (F1H2O Power Boat) di Balige. Di sini BATAK CENTER turut mendukung dan menyosialisasikan acara tersebut di Jakarta dan sekitarnya. - Penganugerahan Pande Gurit Turiturian Batak Toba
BATAK CENTER menganugerahkan penghargaan gelar kehormatan kepada Drs. Saut Poltak Tambunan, sastrawan nasional, sebagai Pande Gurit Turiturian Batak Toba.
Setelah itu, Tampubolon mengungkapkan kerinduan BATAK CENTER: “Semula kami berencana agar BATAK CENTER ada di semua provinsi Indonesia, termasuk di kabupaten-kabupaten di lingkungan Kawasan Danau Toba dan di beberapa negara. Namun kerinduan tersebut belum terpenuhi karena beberapa pertimbangan.”
Meskipun demikian, BATAK CENTER sudah memiliki perluasan wilayah di dalam negeri, yaitu: di Provinsi Sumatera Utara, dan di luar negeri di Amerika Serikat.
Dalam waktu yang tidak lama, menurut Ketum BATAK CENTER bahwa BATAK CENTER akan merencanakan mendirikan BATAK CENTER di Kawasan Danau Toba, di 10 provinsi dan di 3 negara.
Selain kegiatan dan perluasan organisasi, mantan anggota DPR RI empat kali berturut-turut ini turut mengajak hadirin mengenal beberapa pendiri, fungsionaris, dan sahabat BATAK CENTER yang sudah wafat. Mereka adalah pendiri BATAK CENTER Cosmas Batubara, Robert Marbun, Inget Sembiring, Bonar Simangunsong, Deacy Maria Lumbanraja, serta sahabat BATAK CENTER Bona Arianto Gurning dan Arist Merdeka Sirait.
Sambutan Ketum DPP LABB
Ketum DPP LABB Kol. (Purn.) Nasib Simarmata merasa tersanjung BATAK CENTER memilih LABB di antara para undangan yang mewakili organisasi Batak. Simarmata singkat saja menyampaikan sambutannya.
Dia mengatakan: “BATAK CENTER ke depannya dapat menjadi rumah besar bagi berbagai lembaga berbasis masyarakat Batak. Di sini BATAK CENTER mengatur kolam setiap ormas Batak agar tidak memancing di kolam yang sama serta terbangun koordinasi dan pencapaian program yang maksimal.”
Sambutan Ketua Dewan Pembina BATAK CENTER
“BATAK CENTER ini dahulu berangkat dari kegelisahan. Mau dibawa ke mana Batak ini pada masa sekarang dan masa depan dengan mengacu pada historis masa lalu?” ujar Ketua Dewan Pembina BATAK CENTER Drs. Maruap Siahaan, MBA, dalam mengawali sambutannya.
Menurut Maruap yang sekaligus Ketua Umum Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) ini menyatakan bahwa itulah dimensi waktunya. Lalu apa dimensi ruangnya?
Maruap menyatakan bahwa dimensi ruangnya apakah orang-orang Batak ini akan menetap di tanah leluhurnya, bermigrasi ke wilayah lain, atau kedua-duanya terjadi. Bahkan orang-orang Batak bisa juga tersingkir dari tanah leluhur jika tidak mampu lagi menguasai. Dimensi ruang juga menjadi kegelisahan orang-orang Batak saat ini.
“Orang Batak ini sesungguhnya memiliki kekuatan imanen transenden dan kebudayaan horizontal. Inilah dimensi Theos (Ilahi) dan Logos (Ilmu) serta Ethos (etika/moralitas),” jelas Maruap.
Ketiga dimensi terakhir tersebut memampukan kita melihat perbedaan dari berbagai aspek seperti agama (kepercayaan), suku, warna kulit, jenis kelamin, dan sebagainya.
“Setelah lima tahun BATAK CENTER hendak ke mana?” tanya Maruap. Maruap menjelaskan bahwa dia ingat paparan Prof. Bomer Pasaribu tentang truth base, trust base, dan justice base. Ketiga dasar/basis (base) inilah yang BATAK CENTER perlu kembangkan dalam menghadapi masa depan dengan berbagai persoalan.
Sambutan Ketua Dewan Penasihat BATAK CENTER
“Korelasi antara HUT BATAK CENTER dan RI saya tafsirkan sebagai refleksi kita dalam melaksanakan nilai-nilai fundamental dan koreksi habatakon dan keindonesiaan,” jelas Ketua Dewan Penasihat BATAK CENTER Prof. Dr. Bomer Pasaribu.
Nilai-nilai habatakon dan keindonesiaan berada dalam satu kesatuan yang integralistik. Inilah yang harus diketahui orang Batak. Kedua nilai tersebut bukan nilai-nilai primodial dan kesukuan, tetapi berbasis nilai-nilai kearifan lokal.
Menurut Prof. Bomer, kedua nilai tersebut melahirkan grand theory yang mono dualistik. Grand theory ini harus diturunkan menjadi applied theory dalam kehidupan sehari-hari.
“Nilai-nilai habatakon kita ini sesungguhnya ada dalam Kitab Suci orang Batak, yaitu: Pusaha Tumbaga Holing yang ditulis Tampubolon. Kalau di Mandailing Natal namanya Sura Tumbaga Holing yang ditulis Harahap. Pada kedua Kitab tersebut ada uraian tentang Dalihan Na Tolu. Orang Batak tidak boleh berhenti pada Dalihan Na Tolu saja, tetapi berlanjut pada Pa Opat Sihalsihal dan Pa Lima Daluan,” tegas mantan Duta Besar ini.
Selain itu, “Orang Batak juga tidak boleh melupakan Patik dohot Uhum. Di dalamnya terkandung habonaran (kebenaran hakiki), hasintongan (perkataan yang benar), dan hatigoran dohot bona (integritas dan keadilan). Inilah Hukum Besi orang Batak,” ungkapnya.
Dari semua wacana yang disampaikan tersebut, ada beberapa hal yang perlu BATAK CENTER cermati dan kembangkan, antara lain:
- BATAK CENTER perlu melestarikan nilai-nilai habatakon yang sejalan dengan nilai-nilai keindonesiaan yang terkandung dalam Pancasila dan UUD 1945.
- BATAK CENTER harus memerjuangkan agar bona pasogit keluar dari peta kemiskinan.
- Secara khusus BATAK CENTER membangun peradaban nasional dan mondial untuk mempercepat peningkatan pembangunan Batak Raya di bidang pendidikan, pertanian, dan ketahanan pangan.
Sambutan Ketua Dewan Pengawas BATAK CENTER
“Saya merasa bahwa BATAK CENTER ini sungguh berbasis budaya Batak,” tutur Ketua Dewan Pengawas BATAK CENTER Alimin Ginting. “Bagi saya pribadi BATAK CENTER ini mampu berusaha dan berjuang sendiri untuk keberlangsungan hidupnya,” lanjut mantan pimpinan yang pernah mengurusi Geopark Toba.
Menurut Alimin, “Kita perlu menjaga, merawat, dan melestarikan budaya Batak ini karena memang sarat dengan nilai-nilai luhur seperti kebenaran, kepercayaan, kejujuran, keadilan, dan kreativitas.”
Di mana kita berada dan ke mana pun kita pergi, nilai-nilai habatakon bermanfaat bagi kita dan orang lain. Demikian tanggapan Alimin setelah cukup lama melanglang dunia lain di luar negeri dan daerah-daerah lain di Indonesia.
Testimoni Tim Think Tank BATAK CENTER
BATAK CENTER cukup banyak memiliki para pakar yang tergabung dalam Tim Think Tank yang memberikan pemikiran dan masukan. Dalam acara HUT ini hadir beberapa orang dari mereka. Dua orang dari mereka berkesempatan memberikan testemoni tentang pentingnya kehadiran BATAK CENTER di tengah-tengah masyarakat.
Irjen Pol (Purn.) Erwin Lumban Tobing
Mantan Kapolda Kalimantan Barat ini bercerita bahwa dia dahulu tidak tahu bahasa Batak, demikian pula istri dan anaknya. Kemudian dia masuk punguan marga Tobing agar “dipaksa” mengerti bahasa Batak dan bisa menuturkan bahasa Batak. Singkat cerita, akhirnya dia dan istrinya pun bisa berbahasa Batak walapun anaknya masih belum menguasai bahasa Batak.
Erwin Tobing agak sedikit gusar jika generasi muda Batak sekarang ini dan ke depannya tidak terbiasa menggunakan bahasa Batak. “Ini saya rasa tantangan besar BATAK CENTER,” cetusnya.
Padahal sebenarnya cukup banyak webinar-webinar tentang budaya Batak yang bisa anak muda Batak mengikutinya. Akan tetapi, “setelah saya amati hampir tidak ada anak mudanya. Ke mana mereka? Kebanyakan yang hadir orang-orangnya itu-itu saja dan orang-orang tua. Ini artinya tidak ada daya tarik budaya Batak bagi anak muda zaman now,” terang Tobing.
Jadi di sinilah BATAK CENTER harus kreatif mengemas muatan budaya Batak dengan selera anak muda. Ketika BATAK CENTER sempat mengemas acara gaya anak muda pada Pra-Kongres Kebudayaan Batak Toba, sentuhan selera anak muda dapat dirasakan mereka. Sayangnya, BATAK CENTER belum menindaklanjuti hal tersebut.
Selanjutnya, Tobing juga berharap agar BATAK CENTER mampu memainkan secara maksimal media sosial yang masif berkembang seperti TikTok, Instagram, Facebook, dan YouTube. Media sosial seperti inilah yang banyak dilihat anak-anak muda generasi kini dan yang akan datang.
Prof. Dr. Mompang L. Panggabean, SH, MHum
Beliau juga salah satu pakar hukum di Tim Think Tank yang bersempatan menyampaikan testimoninya.
Mompang bangga bahwa orang Batak itu hampir ada di seluruh wilayah republik ini. Ketika dia tinggal di Papua, dia juga menemukan orang bukan Batak menggunakan nama marga Batak karena orang Batak itu berpengaruh besar baginya.
Selain itu, Batak bisa kita plesetkan banyak taktik. Kenyataannya memang begitu. Di mana ada orang Batak, di situ ada saja cara orang Batak untuk bertahan hidup dengan taktiknya sendiri. Ya bisa kita katakan orang Batak itu memang kreatig, terlepas apakah positif maupun negatif. Semoga banyak yang positif.
Ini berarti orang Batak itu memiliki integritas dan identitas yang diakui orang lain di luar suku Batak. Inilah yang pernah seorang filsuf Yunani menyampaikan: “Kenalilah dirimu sendiri.”
“Karena saya berlatar belakang hukum, saya pernah mendengar ada upaya pihak tertentu mencoba memisahkan Hukum Eropa dan Hukum Adat. Juga ada yang bertanya apakah Hukum Adat berlaku dalam hidup kita saat ini?” jelas dosen yang mengajar di Fakultas Hukum Universitas Kristen Indonesia ini.
Lebih lanjut Mompang menyampaikan: “Jauh ke depan kita perlu memikirkan bagaimana nilai-nilai Hukum Adat itu dapat hidup dalam tatanan masyarakat kita.”
Penutup
Rangkaian Acara HUT ke-5 BATAK CENTER ini juga ada pembacaan puisi berjudul “Bona Ni Pinasa” karya Panusunan Simanjuntak dan menyanyikan lagu “Arga Do Bona Ni Pinasa”.
Di antara peserta yang hadir, ada juga 2 orang yang hadir merupakan calon legislatif Dewan Perwakilan Daerah (caleg DPD). Mereka adalah Ramses Butarbutar (caleg DPD dari DKI Jakarta) dan Ernawaty Tampubolon (caleg dari Jawa Barat).
Sikap BATAK CENTER dalam Pemilu 2024 menghimbau agar kita jangan terjebak pada politik praktis dan politik uang. Walaupun ada pendiri BATAK CENTER yang maju sebagai caleg, BATAK CENTER berharap mereka dapat menjadi wakil rakyat yang serius membela kepentingan rakyat yang diwakilinya.
Pewarta: Boy Tonggor Siahaan