DanauToba.org — BATAK CENTER menerima kunjungan persahabatan Ketua DPRD Kabupaten Toba di Sekretariat BATAK CENTER, Jakarta, pada Selasa (14/11/2023). Ketua Umum Dewan Pimpinan Nasional (DPN) BATAK CENTER Ir. Sintong M. Tampubolon, Sekretaris Jenderal Drs. Jerry R. Sirait, Bendahara Umum Ir. Lambok Sianipar mewakili kepengurusan BATAK CENTER menyambut dengan hangat Ketua DPRD tingkat II Kabupaten Toba Effendy S.P. Napitupulu, S.E beserta rombongannya.
S.M. Tampubolon mengapresiasi atas kunjungan Ketua DPRD Kabupaten Toba ini karena beliau ingin menyampaikan perkembangan Toba, Sumatera Utara, dengan update terbaru dan harapan beliau kepada masyarakat Batak yang terserak di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi (Jabodetabek) dapat ambil bagian dalam pembangunan Kabupaten Toba.
Kepada Effendy, S.M. Tampubolon menjelaskan bahwa selain berada di DKI Jakarta, BATAK CENTER juga sudah hadir di Amerika Serikat (Perwakilan Luar Negeri), di Provinsi Sumatera Utara (DPW), dan selanjutnya akan menyusul di Kabuapten Toba (DPC), serta di Rusia (Perwakilan Luar Negeri). Harapannya yang di Kabupaten Toba dapat segera terealisasi. Kiranya Pemerintah Daerah dan DPRD di Kabupaten Toba dapat menduikung pembentukan DPC BATAK CENTER Kabupaten Toba.
Selanjutnya, S.M. Tampubolon juga mengklaim bahwa di BATAK CENTER berhimpun semua puak Batak, seperti Angkola/Mandailing, Karo, Pakpak, Simalungun, dan Toba. Selain itu, di BATAK CENTER bukan saja lintas puak, tetapi juga lintas agama (umumnya Protestan, Katolik, Islam, dan Parmalim) dan lintas generasi.
“Hal ini mungkin kita tidak temukan di organisasi Batak manapun. Semuanya itu hanya ada di BATAK CENTER dan ini menjadi salah satu keunikan BATAK CENTER,” ujar mantan anggota DPR RI dalam empat periode berturut-turut dari Partai Golongan Karya (GOLKAR).
Dalam visinya, BATAK CENTER fokus meningkatkan Sumber Daya Manusia (SDM) orang-orang Batak yang unggul. Karena itu, BATAK CENTER sudah memberikan apresiasi di bidang pendidikan dengan memberi penghargaan kepada siswa-siswi SMP dan guru pendampingnya di Narumonda dan Lubanjulu. Di samping itu, penghargaan di bidang Sastra Batak, BATAK CENTER menyematkan gelar kehormatan Pande Gurit kepada satrawan Batak Saut Poltak Tambunan.
Dalam bidang musik, BATAK CENTER pernah menyelenggarakan lomba lagu Batak terpopuler versi BATAK CENTER dan mengajak masyarakat untuk memilih (vote) lagu-lagu Batak apa yang paling dia sukai (favoritnya). Dari lomba ini, BATAK CENTER dapat menggandeng sekitar 30 komposer dan pencipta lagu serta mengapresiasi karya cipta mereka.
Ada juga rencana BATAK CENTER akan mengumpulkan sejumlah tokoh Batak yang sudah tiada dalam bentuk tulisan menarik yang dijadikan buku. BATAK CENTER berharap melalui buku ini, generasi muda Batak masa depan dapat belajar dan meneladani para tokoh Batak tersebut.
Masih banyak sebenarnya kegiatan BATAK CENTER yang telah dilaksanakan, seperti Ulos Fest 2019, webinar dan seminar, diskusi publik dalam peringatan hari-hari Nasional, pengajuan ulos sebagai warisan dunia takbenda ke UNESCO, Pra Kongres Budaya Batak Toba, dan rencana mengusulkan pahlawan nasional yang berasal dari puak-puak Batak.
Di akhir sambutannya, S.M. Tampubolon mengajak para undangan yang hadir dapat berdiskusi dengan Ketua DPRD Kabupaten Toba untuk memberi masukan dalam pengembangan dan memajukan pembangunan di Kawasan Danau Toba (KDT), khususnya Kabupaten Toba, secara berkelanjutan.
“Sebagaimana kita ketahui bahwa Danau Toba sudah menjadi Kawasan Strategis Pariwisata Nasional yang menjadi prioritas utama pengembangan destinasi wisata di Indonesia. Dalam pengembangan pariwisata di Kawasan Danau Toba ini, bagaimana kita dapat berperan?” pungkas Ketum BATAK CENTER.
Sambutan dan Pemaparan Ketua DPRD Kabupaten Toba
Mengawali paparannya, Ketua DPRD Kabupaten Toba Effendy S.P. Napitupulu menyampaikan sambutannya. Pertama-tama, dia mengucapkan terima kasih kepada pihak BATAK CENTER yang berkenan menerima kehadirannya di tengah-tengah mayarakat Batak yang terhimpun di BATAK CENTER.
Kedua, dia hendak menyampaikan paparan tentang perkembangan pembangunan Kabupaten Toba dalam beberapa tahun terakhir hingga saat ini. Effendy memaparkannya dalam aspek geografis, luas tanah, hasil produk unggulan, anggaran APBD, kunjungan wisatawan/wati, dan lain-lain.
Menurut Effendy, Kabupaten Toba pada 2020 berpenduduk sekitar 212.000 jiwa yang menempati 16 kecamatan, 231 desa, dan 13 kelurahan. Sementara itu, di DPRD sendiri ada 30 anggota dewan yang terdiri dari 5 daerah pemilihan dengan luas wilayah secara keselurahan adalah sekitar 2.021,8 km persegi. Lahan persawahan sekitar 9.000 ha dan lahan yang belum dimanfaatkan sekitar 3.000 ha.
Adapun produk unggulan dari Kabupaten Toba paling besar tentunya padi/beras di mana sebagian besar masyarakat Toba adalah petani. Produk unggulan lainnya yang menyusul berturut-turut antara lain: jagung, kopi, dan tenun ulos. Khusus tenun ulos kondisinya memang agak tergerus karena makin berkurangnya penenun dan bahan kapas yang tidak mudah diperoleh.
“Dalam bidang pariwisata, kami senantiasa mengedepankan kearifan lokal di Toba,” lanjut Effendy. Destinasi wisata tidak melulu lagi di Kecamatan Balige. Sekarang destinasi wisata sudah ada di beberapa kecamatan lain. “Kami sedang mengembang tortor (tarian) Batak pada beberapa sanggar budaya di beberapa kecamatan. Kami berharap hal ini juga dapat menambah kenaikan kunjungan wisata ke Toba. Mungkin Amang/Inang yang tergabung di BATAK CENTER dapat mengambil peran dalam kunjungan wisata tortor ini,” imbuhnya. Ke depan, Kabupaten Toba akan menyambut tamu wisatawan yang datang ke Toba dengan tortor. Ini tentu menjadi daya tarik tersendiri yang ada di Toba.
Lebih lanjut mengenai kunjungan wisata, pada 2022 kunjungan wisata ke Toba mencapai angka 1.031.594 jiwa. Sementara itu, hingga akhir Agustus 2023 kunjungan wisatanya sebanyak 1.163.128 jiwa. Meskipun ada peningkatan, tetapi kunjungan wisata ke Toba lebih banyak didominasi wisatawan dalam negeri, sedangkan wisatawan manca negara sangat minim, hanya 559 jiwa. “Ini yang perlu kita tingkatkan ke depan,” komentarnya.
Kabupaten Toba pada tahun lalu mendapatkan kesempatan menjadi tempat penyelenggaraan Lomba Superboat F1H2O pada Februari 2022. Tentu saja Toba diuntungkan dengan event berskala internasional ini. Demikian pula pada Juli 2022 lalu diselenggarakan event skala internasional ski-boat yang mengalami kurang pengunjung karena animo masyarakat menurun.
Dalam waktu dekat ini pada November 2023 akan diselenggarakan event aqua bike championship yang melibatkan empat kabupaten, yaitu: Toba, Samosir, Dairi, dan Karo. Finalnya akan dilaksanakan di Toba.
Terakhir Ketua DPRD Kabupaten Toba menyampaikan harapannya melalui pertemuan ini DPRD Kabupaten Toba dapat masukan dan gagasan yang dapat mengembangkan Kabupaten Toba ke depan. “Bagi kami, masyarakat Batak yang berada di luar Toba, khususnya di BATAK CENTER ini, adalah juga stakeholder untuk Toba,” pungkas Effendy Napitupulu.
Poin-poin Penting
Di akhir acara tersebut, Sekretaris BATAK CENTER Jerry R. Sirait berkomentar bahwa Ketua DPRD Kabupaten Toba tidak sama sekali menyinggung masalah lingkungan hidup di Kawasan Danau Toba (KDT). Padahal di KDT persoalan lingkungan hidup sudah darurat yang membutuhkan penanganan segera secara serius.
Demikian pula, pertanyaan dari salah satu peserta bernama Susi Rio Panjaitan yang menanyakan soal kekerasan seksual terhadap anak sudah menjadi lampu merah bagi Toba. Respons Effendy menjawabnya hanya sebatas normatif, tidak terlihat upaya dan usaha apa yang perlu diambil dalam mengatasi persoalan tersebut. Justru ada usulan solusi dari salah satu peserta diskusi yang mengusulkan perlunya diberlakukan hukuman adat Batak selain hukum negara.
Sebenarnya pertanyaan yang perlu dijawab oleh orang-orang Batak di manapun berada adalah: Pembangunan di KDT itu untuk siapa? Apakah untuk masyarakat Batak atau orang di luar Batak?
Maruap Siahaan sebagai Ketua Umum Yayasan Pencinta Danau Toba (YPDT) dan juga Ketua Dewan Pembina BATAK CENTER berpendapat bahwa pembangunan di KDT seharusnya adalah pembangunan yang berkelanjutan, pembangunan yang kreatif, dan pro lingkungan hidup.
“Pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) menjadi pilar utama mewujudkan KDT menjadi kota berkat di atas bukit dengan tinggi iman, tinggi ilmu, dan tinggi pengabdian. Ini merupakan pemenuhan dimensi Theos, Logos, dan Ethos, sehingga pembangunan itu berdasarkan kebenaran (truth), kepercayaan (trust), dan keadilan (justice),” ungkap Maruap.
Pandangan Maruap ini sebenarnya juga sejalan dengan apa yang pernah disampaikan Ketua Umum BATAK CENTER S.M. Tampubolon bahwa BATAK CENTER berupaya dan berusaha mewujudkan SDM orang Batak yang unggul, beridentitas, berbudaya, dan berintegritas dalam lingkup lokal, nasional, dan internasional.
Maruap menambahkan bahwa kita mendukung pemimpin ke depan yang pro lingkungan hidup, anti perusak lingkungan hidup, memiliki integritas, dan satu kata dengan perbuatan. Karena itu, “Kita patut merujuk kepada kepemimpinan Raja Sisingamangaraja, jauh melebihi kekuatan moral dan etika para pemimpin masa kini,” imbuh Sekjen BATAK CENTER.
Selanjutnya, Ketua Dewan Pembina BATAK CENTER ini berujar: “Pemimpin yang dapat mewujudkan Toba menjadi pemimpin masa depan adalah pemimpin yang berani, pro rakyat, dan pro keadilan. Pemimpin yang taat hukum dan mampu menegakkan hukum dan keadilan. Tanpa penegakan hukum tidak ada harapan dan masa depan, sebaliknya akan merusak moral bangsa dan sumber kehancuran Toba dan KDT.”
Karena itu, “Kami menolak pemimpin yang mengutamakan kepentingannya dan golongannya dan menjadikan rakyat sebagai obyek politiknya. Pemimpin mampu menghitung potensi dan sumber ekonomi di Toba, sehingga tidak malah menguatkan neo-kolonialisme dan neo-kapitalisme,” tutup Maruap.
Selain para pendiri dan anggota serta simpatisan sahabat BATAK CENTER, hadir juga para peserta dari Lokus Adat Budaya Batak (LABB), pemerhati Gerakan Cinta Danau Toba (GCDT), dan PERWAMKI (Persatuan Wartawan Media Kristiani Indonesia).
Pewarta: Mr. Inspirator Tonggor Siahaan