SIBORONG-BORONG, DanauToba.org — Kemiskinan seringkali dimanfaatkan para rentenir menjerat orang makin menjadi miskin. Katakanlah satu keluarga memiliki tanah karena kondisinya miskin tidak mampu berkreasi mengolah tanahnya. Kemudian datanglah rentenir menawarkan pinjaman untuk si miskin bercocok-tanam (sawah atau ladang). Oleh karena bunga pinjamannya besar, maka ia kesulitan mengembalikan utangnya dan bahkan utangnya tersebut makin besar. Awalnya dipinjamkan uang dengan gadai tanah (Sindor) lalu karena tidak bisa membayar, tanah dibeli putus (pate). Kalau persoalannya demikian bagaimana kita dapat mendorong masyarakat tidak menjual tanahnya, sementara mereka miskin? Demikian pernyataan Guntur Hutajulu, Ketua YPDT Toba Samosir dalam pertemuan konsolidasi Pengurus YPDT dengan Pengurus Perwakilan di tujuh Kabupaten Kawasan Danau Toba pada Selasa (27/09/2016) di Bandara Silangit Siborongborong.
Permasalahan tersebut harus segera diatasi. Kalau seandainya hampir semua masyarakat menjual tanahnya kepada para rentenir, maka habislah tanah mereka dan mereka akan menjadi korban ketidakadilan ekonomi dan tertindas kemiskinan.
Langkah apakah yang perlu diambil untuk menyelamatkan masyarakat dari keterpurukan ekonomi tersebut? Jerry RH Sirait menyatakan bahwa ke depannya, kita perlu mendorong pemerintah daerah membuat Perda yang melindungi tanah masyarakat dari penghisapan kaum rentenir. Kita pun perlu melibatkan gereja melalui pendekatan kepada jemaatnya dan mencari solusi agar jemaatnya yang miskin dapat ditolong untuk berusaha tanpa jebakan para rentenir tersebut. Pendekatan lain dapat juga dilakukan melalui pemberdayaan ekonomi masyarakat, yaitu pendekatan ke lembaga keuangan resmi pemerintah agar memfasilitasi pemberian pinjaman kepada masyarakat atau dapat pula melalui hazuta.com yang saat ini sedang dikembangkan oleh YPDT.
Guntur menambahkan bahwa saat ini yang terjadi banyak orang yang jalan keliling di kawasan Danau Toba, khususnya wilayah Toba Samosir untuk menawarkan modal. Inilah ancaman ke depan, dan gereja harus ambil bagian. Untuk itu perlu penguatan lembaga usaha HKBP dan gereja lainnya di KDT dan memperkuat jemaat. “Ini merupakan persoalan serius yang harus diantisipasi,” ujar Guntur Hutajulu .
Maruap Siahaan Ketua Umum YPDT mengungkapkan: “Kalau saya melihat kepengurusan sekarang, tidak diperkenankan neokapitalisme datang ke kawasan Danau Toba.” Kenyataannya banyak dari kita menjadi makelar. Ini sangat menyakitkan. Pendekatan komunikasi ke investor seharusnya mempertimbangkan keadilan masyarakat yang hanya bisa dilakukan melalui proses kerjasama. Ini tidak dilakukan di mana pemerintah masih menjadikan investor sebagai subyek pembangunan dan masyarakat kembali menjadi obyek pembangunan.
Karena itu, di sinilah peran YPDT hadir dengan menawarkan konsep online marketplace hazuta.com dan aladintravel.co.id untuk memangkas para rentenir yang dalam kenyataannya justru memiskinkan masyarakat dengan menjual atau membeli langsung produk yang dipasarkan melalui e-commerce tersebut. YPDT sudah memprediksi hal tersebut sejak beberapa tahun lalu. Oleh karena itu, hadirnya hazuta.com dan aladintravel.co.id semoga mampu memberdayakan ekonomi masyarakat, sehingga neokapitalisme di KDT tidak dapat tumbuh subur. (JM dan BTS)